malam itu lah malamku
ketika aku bertemu denganmu
dalam hati ku tersedu
tanganku tergenggam menahan haru
mataku tak lepas darimu
walaupun ku sendiri ragu
bunga menebar sejuk wewangian malam itu
ku tak mampu menahan rasa yang tak menentu
lalu muncullah rasa di dalam benakku
ku tak pantas memandangi wajahmu
rindu itu belum hilang
walau pertemuan itu terkenang
dalam hatiku berdoa
jangan sampai aku pernah terlupa
padamu penjaga hidupku
tak pernah meninggalkan aku
Sewaktu membaca lirik dan mendengarkan lagu “Bunga di Malam Itu”, gw ngerasa “God, ni lagu pas banget sama apa yang gw rasain”. Berkali-kali lagu ini terus gw puter. Berhari-hari lagu ini gak keluar dari playlist lagu gw. Sumpah! lagu ini bisa jadi gambaran apa yang sedang gw rasakan saat-saat ini. Kalo boleh berlebihan, lagu ini bisa jadi original soundtrack hidup gw (lebaiiiiiiii.....).
Nah, karena tidak puas dengan membaca lirik tersebut akhirnya gw mencari tahu tentang si pembuat lagu ini. Ternyata...oh...ternyata apa yang gw maknai dari lagu ini sangat berbeda dengan perasaan si pembuat lagu.
Saat mendengarkan si penyanyi berdendang yang ada di kepala gw adalah perasaan kasih yang tak kesampaian seorang anak manusia. Kasih tak sampai ini marilah kita diartikan sebagai seorang pria yang menyukai wanita, namun wanita tersebut tidak menyambut “rasa” si pria tersebut. Setidaknya begitulah persepsi gw sewaktu mendengar lagu ini. Intinya gw memaknai lagu ini sebagai sebuah percintaan “semu”.
Hal yang membuat gw tercengang adalah maksud si penulis lagu tidak seperti persepsi gw. Dia menulis lagu ini karena pengalamannya bermimpi bertemu Seorang yang Sangat Ia Kagumi. Seorang Panutan. Seorang Pemimpin. Pokoknya seseorang yang ada dalam mimpinya itu merupakan tokoh idolanya, atau mungkin aja orang yang ada dalam mimpinya adalah “kekasih sejati”-nya.
Yang bikin gw gak habis pikir adalah lihainya si penulis lagu menggambarkan perasaannya, sampai-sampai gw terkecoh. Gw kira lagu itu hanya menceritakan kisah cinta semu belaka. Namun, penulis lagu malah memberikan sebuah kisah CINTA SEJATI.
Terus terang setelah gw mengetahui maksud dari lagu itu, gw merasa sedikit bodoh. Betapa sempitnya pikiran gw. Memaknai sebuah cinta hanya sebatas hubungan manusia berbeda lawan jenis. Padahal lagu menunjukkan perasaan cinta yang lebih dari itu. Lagu ini sakral. RELIGIUS.
Memang si penulis merasa kasihnya tak sampai, ia pun tak berani menatap wajah Orang tersebut. Sungguh manis si penulis mengantarkan kisah cinta sejatinya kepada pendengar semacam gw. Mulai sekarang gw bakal mencari cinta sejati gw. Mudah-mudahan gw bisa mengikuti jalan si penulis lagu. Menemukan KEKASIH SEJATI.
Untuk engkau yang telah membuat lagu itu, walaupun mengucapkan terima kasih tidaklah akan cukup membalas kebaikan mu membuka pikiran ini, aku tetap berucap terima kasih...
terima kasih...
terima kasih...
terima kasih...
Comments
Post a Comment
thank you for reading and feel free to comment :)