Skip to main content

Kekasih Hati

malam itu lah malamku

ketika aku bertemu denganmu

dalam hati ku tersedu

tanganku tergenggam menahan haru

mataku tak lepas darimu

walaupun ku sendiri ragu

bunga menebar sejuk wewangian malam itu

ku tak mampu menahan rasa yang tak menentu

lalu muncullah rasa di dalam benakku

ku tak pantas memandangi wajahmu

rindu itu belum hilang

walau pertemuan itu terkenang

dalam hatiku berdoa

jangan sampai aku pernah terlupa

padamu penjaga hidupku

tak pernah meninggalkan aku

Sewaktu membaca lirik dan mendengarkan lagu “Bunga di Malam Itu”, gw ngerasa “God, ni lagu pas banget sama apa yang gw rasain”. Berkali-kali lagu ini terus gw puter. Berhari-hari lagu ini gak keluar dari playlist lagu gw. Sumpah! lagu ini bisa jadi gambaran apa yang sedang gw rasakan saat-saat ini. Kalo boleh berlebihan, lagu ini bisa jadi original soundtrack hidup gw (lebaiiiiiiii.....).

Nah, karena tidak puas dengan membaca lirik tersebut akhirnya gw mencari tahu tentang si pembuat lagu ini. Ternyata...oh...ternyata apa yang gw maknai dari lagu ini sangat berbeda dengan perasaan si pembuat lagu.

Saat mendengarkan si penyanyi berdendang yang ada di kepala gw adalah perasaan kasih yang tak kesampaian seorang anak manusia. Kasih tak sampai ini marilah kita diartikan sebagai seorang pria yang menyukai wanita, namun wanita tersebut tidak menyambut “rasa” si pria tersebut. Setidaknya begitulah persepsi gw sewaktu mendengar lagu ini. Intinya gw memaknai lagu ini sebagai sebuah percintaan “semu”.

Hal yang membuat gw tercengang adalah maksud si penulis lagu tidak seperti persepsi gw. Dia menulis lagu ini karena pengalamannya bermimpi bertemu Seorang yang Sangat Ia Kagumi. Seorang Panutan. Seorang Pemimpin. Pokoknya seseorang yang ada dalam mimpinya itu merupakan tokoh idolanya, atau mungkin aja orang yang ada dalam mimpinya adalah “kekasih sejati”-nya.

Yang bikin gw gak habis pikir adalah lihainya si penulis lagu menggambarkan perasaannya, sampai-sampai gw terkecoh. Gw kira lagu itu hanya menceritakan kisah cinta semu belaka. Namun, penulis lagu malah memberikan sebuah kisah CINTA SEJATI.

Terus terang setelah gw mengetahui maksud dari lagu itu, gw merasa sedikit bodoh. Betapa sempitnya pikiran gw. Memaknai sebuah cinta hanya sebatas hubungan manusia berbeda lawan jenis. Padahal lagu menunjukkan perasaan cinta yang lebih dari itu. Lagu ini sakral. RELIGIUS.

Memang si penulis merasa kasihnya tak sampai, ia pun tak berani menatap wajah Orang tersebut. Sungguh manis si penulis mengantarkan kisah cinta sejatinya kepada pendengar semacam gw. Mulai sekarang gw bakal mencari cinta sejati gw. Mudah-mudahan gw bisa mengikuti jalan si penulis lagu. Menemukan KEKASIH SEJATI.

Untuk engkau yang telah membuat lagu itu, walaupun mengucapkan terima kasih tidaklah akan cukup membalas kebaikan mu membuka pikiran ini, aku tetap berucap terima kasih...

terima kasih...

terima kasih...

terima kasih...

Comments

Popular posts from this blog

Who Am I?

I am becoming the person I hate the most. How I wish to have a peacefull mind but don,t work. Spend too much time with virtual world drown me into misery.

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m

veinti ocho

Another number to add. This time I kinda relax to face it. No excited feelings, nor ignore the date. It came all natural. Just want to take a moment of silent for meself. Some big steps in life I've already taken before this number came. I am now, living mylife as an expats, a little wish I whispered ages ago. I left family back home, so it let me feel homesick of being around them. The bold note for this time is I am in the country I have longed since years ago, India. One time I told myself to add the number in India. And, here I am. How wonderful life is. Especially when the love one is there next to me. I want a memento, a present for me. I will have it later and keep you updated. Namaste.