Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2010

pasti tidak pasti

kalau kamu tanya, "mengapa kamu suka mengejar sesuatu yang pasti berakhir tidak mengenakan?" saya akan jawab, "sebab saya sudah tahu akhirnya tidak enak, jadi saya sudah siap untuk menghadapinya." kalau kamu bertanya lagi, "mengapa kamu tidak mengejar sesuatu yang ada kemungkinan berakhir mengenakan?" saya akan menjawab lagi," sebab saya hanya mau menyiapkan satu perasaan, saya tidak mau siap-siap untuk senang sekaligus tidak senang. kalau saya berharap berakhir mengenakan, tetapi akhirnya tidak demikian saya akan sedih. saya tidak mau sedih lagi. maka dari itu saya bunuh semua kemungkinan yang ada kemungkinan mengenakan itu. sebab itu tidak pasti, seperti apa yang kita jalani sekarang."

Hello Stranger

Doing something for the first time is great. Such an adrenaline rush, I think. For the first time, I made a move. Not a jump, just one litle tiny step. I said "hi". What a move. You replied with that gorgeus smile. That was enough. Well that was huge (for me). Hmm, that one thing lead to another was... I dont know what to say. Wordless. For the very first time, I wish I could turn back time so that we could exchange our number. Bye stranger.

maaf permisif

perasaan nyaman ini datang lagi. dulu ia pernah datang, tapi karena harus dihilangkan saya paksa dia untuk pergi. entah karena siklus tahunan atau memang sudah tidak ada lagi kenyamanan di tempat ini. salah satu penyebab saya mulai jengah adalah saya seperti berdiri di satu tempat hanya kepala sayang yang melongok kiri kanan. kaki saya? yah di situ saja, kokoh berdiri. pernah ingin angkat kaki, tapi saya taruh lagi ia ke bumi. tidak jadi pergi. ah,,memang mungkin sayanya saja tipe bosanan, tidak tahan di satu tempat dalam kurun waktu yang lama. tapi, bisa juga ada pengaruh dari luar. tempat ini terlalu permisif. mau apa-apa boleh. tempat ini terlalu nyaman, sampai-sampai saya takut dengan kenyamanan yang dipancarkan tempat ini. hmmm,,,apa lagi ya? oh,,iya! pernah suatu saat teman bilang, "saya tidak terlalu peduli dengan struktural formal, sebab terkadang itu tidak berjalan dengan semestinya." hmm,,, saya pikir ada benarnya juga. di tempat sekecil ini, semua orang bisa mencai

what if

just some thought. what if all uf os, or one or two of us, getting married can we do silly things like we used to, like wandering, laughing, talking, and enjoying delicioso food?

why so worry?

pernah saya membaca tulisan teman saya yang mengeluhkan kegemarannya akan barang-barang bermerek. pernah saya mendengar keluhan teman saya yang mengeluhkan pacarnya yang gemar membeli kosmetik berharga selangit. pernah saya melihat teman saya kalap membeli pakaian yang kalau ditotal bisa mencapai separuh gaji saya sebulan. ada yang salah dengan itu semua? saya rasa tidak. setiap orang, kan, punya hak untuk menghabiskan uang yang dihasilkan dengan kerja keras untuk hal apapun sesuai keinginannya. kalau Anda bilang sebaiknya berhemat dan lebih baik uang itu ditabung, well itu, kan, bukan urusan kita. toh dia juga tidak akan bilang-bilang ke kita kalau dia punya tabungan. so, why worry when others a bit consumptive. it is not our money. and, any people has it own way to satisfied themself.

Maklum

Tulisan ini dibuat untuk dimaklumi oleh saya dan Anda. Harap maklum saya sedang muak dengan teks. Saya lelah mengoceh lewat tulisan (blog, e-mail, sms, dll). Saya butuh mengeluarkan suara dengan menggetarkan pita suara bukan dengan teks. Saya mau didengar dengan telinga Anda, bukan lewat mata Anda yang membaca teks buatan saya. Oleh karena sebab yang disebutkan di atas, wahai kawan ajaklah saya main dan atau jangan tolak permintaan saya untuk bertemu. Janganlah kalian beri alasan-alasan yang lebih tepat ditujukan kepada anak sekolah dasar untuk menolak ajakan saya. Ah,,saya senewen. Harap maklum. *pada akhirnya 'suara' saya cuma bisa didengar lewat teks. I do need help. Meet me guys!

Maklum

Tulisan ini dibuat untuk dimaklumi oleh saya dan Anda. Harap maklum saya sedang muak dengan teks. Saya lelah mengoceh lewat tulisan (blog, e-mail, sms, dll). Saya butuh mengeluarkan suara dengan menggetarkan pita suara bukan dengan teks. Saya mau didengar dengan telinga Anda, bukan lewat mata Anda yang membaca teks buatan saya. Oleh karena sebab yang disebutkan di atas, wahai kawan ajaklah saya main dan atau jangan tolak permintaan saya untuk bertemu dengan alasan-alasan yang lebih tepat ditujukan kepada anak sekolah dasar. Ah,,saya senewen. Harap maklum. *pada akhirnya 'suara' saya cuma bisa didengar lewat teks. I do need help. Meet me guys!

my big fat family

Saya keturunan Minang tulen. Kedua orang tua saya asli dari ranah Sumbar, bokap Bukittinggi dan nyokap Padang Panjang. Entah mengapa kekeluargaan itu sangat kental. Jangan tanya saya mengapa, kan, sudah saya bilang diri ini cuma keturunan perihal tetek bengek adat saya tidak paham. Balik ke masalah kekeluargaan, saya selalu kagum untuk hal yang satu ini. Pertama, setiap anak rantau pasti saling menjaga satu sama lain. Kedua, bila ada acara besar macam pernikahan atau lainnya pasti semua turun tangan ikut membantu. Ketiga, jumlah orang minang yang bisa dikatakan masih memiliki kekerabatan sangat banyak. Kalau dibuat pohon silsilah keluarga, anak dari menantu paman yang masih sepupu bokap yang menikah dengan cucu dari sepupu jauh nyokap bisa masuk ke pohon keluarga. Belum lagi kalau tetua-nya memiliki lebih dari satu pasangan hidup, wah,,bentuk diagram silsilah keluarga bisa seperti pohon beringin. *cengar-cengir* Memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak merupakan anugrah. Kalau

Dear My Dearest Friends

Dear my dearest friends, Seperti yang kalian ketahui saya orang yang straight forward, maka dari itu saya mau langsung menumpahkan kekesalan saya. Sebelumnya saya mau tanya dulu, pernahkah saya melarang kalian menjalin hubungan percintaan kalian? Pernahkah saya melarang kalian kencan dengan siapapun? Untuk kedua pertanyaan di atas jawabannya adalah tidak pernah sekalipun (seingat saya). Masalahnya sekarang adalah mengapa kalian jadi tidak punya waktu untuk saya sekadar berjalan-jalan? Pernah saya kecewa saat kalian tidak lagi menonton film saga kegemaran kita karena kalian lebih memilih menontonnya bersama pasangan kalian. Saya sedih waktu itu, karena menonton kehandalan penyihir itu adalah "our thing". Pernah saya ajak kalian untuk bermalam minggu bersama menginap di salah satu rumah di antara kita. Ingat apa yang kalian bilang? "wah, tidak bisa. Nanti si pacar bisa marah kalau saya tidak malam mingguan bersamanya". Hei..saya cuma satu malam minggu, masih ada

Hugsie

Hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie hugsie.

all about our mother #3

Hubungan ibu-anak memang sangat indah,menurut saya. Tetapi, jalinan kisah ayah-anak pun tak kalah menarik. Terus terang, saya justru lebih suka film yang bercerita tentang ayah-anak dibanding ibu-anak. Tengoklah I Am Sam, Road to Perdition, Finding Nemo, Kramer VS Kramer.  Di kehidupan nyata saya memang banyak diterpa hubungan ibu-anak. Mungkin karena saya lebih dekat dengan nyokap, jadi hubungan saya dengan bokap, yang memang tidak terlalu akrab, terasa hambar. Oh, sudah kita skip saja kisah hubungan bokap dengan saya, kembali ke inti.  Entah mengapa saya senang melirik ke arah ayah yang bermain-main dengan anaknya di tempat publik, khususnya kolam renang. Senyum saya selalu mengembang ketika si anak mengomel-ngomel ke ayahnya. "Kok, gaya berenang aku selalu disalah-salahin," ujar seorang anak sehabis dikoreksi gerakannya oleh sang ayah.  Adegan lain, si ayah berdiri di pinggir kolam sembari menepuk pundak sang anak seakan tepukan di pundak itu bermakna "jangan taku

rear mirror

You told me not to look back. Ok, I replied. I never turned my head since then. But, today, I buy a rear mirror.

saya suka sabtu

maskipun harus bersungut-sungut karena harus bangun pagi-pagi di akhir pekan, saya selalu menantikan kehadiran hari sabtu. bagi saya sabtu merupakan masa refreshing saya sebenarnya. saya belajar di hari sabtu. betul, saya belajar. justru menurut saya agar "monster" pemakan sisi positif saya bisa hilang, saya harus sibuk belajar. saya sudah membuktikannya kawan. meskipun barang yang saya pelajari itu terkadang membuat saya ingin bunuh diri *metafor*, saking sulitnya dipelajari, tetapi saya senang karena bisa teralihkan dari pikiran-pikiran yang bisa membuat saya sakit hati. me gusta sabado, porque estudio espa�ol. lo quiero mucho cada semana.

cornered

Saya suka menyendiri, tapi tidak suka sendirian. Saya berusaha keras menjadi independent, namun ternyata saya masih dependent. Saya kira agar tidak merasa kesepian karena sendirian saya harus berteman. Tapi, fatal akibatnya. Setelah tertawa lepas berjam-jam bersama kawan, tetapi setelahnya malah air mata yang mengalir deras karena saya harus pulang ke rumah dan tidur sendirian di kamar. Mungkin ada baiknya saya harus mulai mengurangi aktivitas di tempat ramai. Jadi, saya akan terbiasa sendirian.

bang bing bung

katanya, kalau mau menyelamatkan uang dari tangan kita yang jahil, maka harus menyimpan uang di dalam celengan yang mahal. apa pasal? supaya kita merasa tidak tega menghancurkan celengan yang dibelinya harus menabung dulu. tidak ada pengaruhnya bagi saya. toh, celengan seharga tujuh ribu rupiah itu tidak membuat saya leluasa membongkarnya. saya justru takut uangnya terpakai untuk hal-hal yang tidak-tidak.