Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2011

all about our mother #6

ingatan saya sudah mulai luntur. saya tidak ingat bagaimana cara nyokap membuat saya tertidur waktu malam. tapi, kala saya berusaha keras untuk memanggil rekaman memori di otak, sepertinya nyokap bersenandung Nina Bobo sambil menepuk-nepuk pelan punggung saya sambil sekali-kali mengecup kening. lagu Nina Bobo, kalau diperhatikan liriknya tidak spektakuler, tapi efeknya bisa bikin anak-anak terlelap. yah, itu terjadi pada saya, meskipun suara nyokap tidak bagus-bagus amat, lagu itu sukses mengantarkan saya tidur. Nina bobo oh nina bobo Kalau tidak bobo digigit nyamuk Tidurlah sayang adikku manis Kalau tidak bobo digigit nyamuk   saya dulu sempat berpikir kalau lagu Nina Bobo ini mendidik kita menjadi pengecut. loh? itu karena ada liriknya yang memberikan ancamana"...kalau tidak bobo digigit nyamuk..." saya pikir ancam-mengancam memang kebiasaan kita. tetapi, anggapan itu berubah semenjak mendengar lagu dari Mercedes Sosa Duerme Negrito. Mercedes merupakan penyanyi ke

diduga jadi-jadian

baiklah. agar pikiran agak sedikit tenang ada baiknya saya cerita di sini selain cerita kepada teman-teman lain. sudah saya jelaskan bagaimana campur aduknya perasaan saya kalau pergi meliput beriringan dengan sekawanan wartawan bodrex di tulisan sebelumnya . nah, sekarang saya ceritakan pengalaman, yang menurut saya cukup menarik (bagi saya) untuk diceritakan. saya sedang di sebuah press conference sebuah perusahaan properti, tiba-tiba ponsel bergetar. "Ada public expose perusahaan otomotif pukul 2 siang di kantornya. datang ke sana, ya". itu kalimat perintah dari atasan saya. "oke. siap meluncur," balas saya. setelah acara pertama rampung, saya tanya ke sejumlah teman dari media lain apakah mereka akan datang ke acara perusahaan otomotif tersebut. serentak mereka menggelengkan kepala menjawab pertanyaan. dan, saya pun mulai paranoid. " what a great job, covering a big company without any companion! " dengan agak was-was saya pun datangi acara tersebu

obat sakit kepala

masih segar dalam ingatan, saat seorang teman yang berprofesi sebagai jurnalis uring-uringan karena harus meliput bareng dengan wartawan bodrex. apa itu wartawan bodrex? ini hanya istilah, saya tidak tahu asal-usulnya, yang merujuk pada "wartawan" yang tidak memiliki media, datang untuk ambil "uang jalan" yang disediakan oleh penyelenggara acara, atau sekadar numpang makan. semua deskripsi itu hanya kesimpulan saya dari cerita si tema pewarta saat itu, saya cuma berpikir teman saya bereaksi berlebihan. toh, orang-orang itu datang untuk ambil apa saja yang bisa diambil oleh mereka. toh, memang penyelenggara menyediakan. "Apa yang salah?" pikir saya saat itu. Ternyata benar, kita baru bisa memahami lebih jauh saat mengalaminya sendiri. pengalaman pertama pergi liputan dengan sejumlah bodrex di sebuah hotel di kawasan Sudirman, Jakarta, say a, terus terang, tidak merasa risih sama sekali. justru muncul rasa iba. kawanan bodrex yang saya lihat adalah pria-w

all about our mother #5

saya: I love how italians call their mom. how do say it? Italian: Mamma saya: yes. Mama Italian: no. MAM-MA ! Saya tidak pernah tahu bagaimana seorang Italia membesarkan anak-anaknya. tapi, saya selalu suka bagaimana cara seorang anak Italia, terutama yang laki-laki, saat memanggil ibunya. kok, saya bisa suka? pengetahuan saya mengenai Italia sedikit, saya hanya bersinggungan dengan sesuatu berbau negara itu hanya lewat televisi baik dari serial sitkom ataupun film. dan, lucunya semua tayangan televisi dan film itu bukan produksi dari negara tersebut, melainkan Amerika Serikat. Di sitkom favorit saya, F.R.I.E.N.D.S, ada satu tokoh good-looking-italian-guy , Joey. memang tidak banyak frame antara Joey dan ibunya, tapi saya selalu suka saat dia ngomong, "hey, Ma!". kalau diperhatikan cara dia bilang "Ma" adalah dalam versi Italia, bukan AS. Ada satu film tentang Italia yang diproduseri, disutradari, dan diperankan bukan oleh orang-orang Italia, film itu be