Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2008

Mereka yang Saya Anggap Oke

Hey TAMPAN! Ah,,,tampak menggelikan saya berujar demikian. Hahahahhaha... Mau bagaimana lagi, yah teman-teman saya sekarang mulai tampan. Jangan tanyakan bagaimana mereka 5 tahun yang lalu. Saya pun malu menuliskannya. Kalau tidak takut kehilangan mereka saya pasti akan bilang dulu mereka mengecewakan. Ah jahatnya saya. Tidak kawan, tidak,,,saya tidak serius. Sungguh. I loph u lah. Always. Sulit bagi saya untuk segera menyadari kalau saya mempunyai teman-teman yang berwajah lumayan. Lama sekali saya mengakuinya. Ahahahahahahaha... Kawan-kawanku serius deh sekarang kalian makin okey. Tidak...tidak...tidak...saya tidak minta apa-apa dari kalian. Ini mah tulus. Eh,,,wait a sec! Jangan-jangan saya menganggap kalian sekarang okey karena sudah lama tak bersua. Bisa jadi gitu kan? Mereka-mereka yang saya anggap sekarang mulai okey (baru ketemu kemaren (28/12)): Nama : Ringga Status : mahasiswa yang selalu mengakui kedahsyatannya karena memiliki teman dari Sabang-Merauke. Why : foto ini si

LOUSY

Lousy...lousy...lousy year end! Payah...payah...payah...akhir tahun! Hmmm,,,mengapa menyedihkan begini. Sementara selama ini saya selalu meyakini bahwa hidup saya indah. Tak perlu mengkhawatirkan apa yang akan terjadi di depan selama sekarang saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Tapi yah mau bagaimana lagi. Kalau memang payah seharusnya ada penyebabnya kan? Mari kita runut ke bulan-bulan awal tahun ini. Kita telaah apakah memang benar tahun ini payah? JANUARI : UAS semester VII. Sudah lupa apa saja mata kuliah yang saya ambil. Tapi, ada satu yang saya ingat, MPK II. Mengapa ingat? Karena nilai saya lebih bagus dari Pipit. WOW!!! Hebat. Muka Pipit akan cemberut kalau saya mulai mengingatkan nilai kami. Hahahahahaha...bulan ini saya juga disibukkan dengan “memburu” tempat untuk magang (job training), sementara teman-teman saya sudah memulai, saya masih mencari. Ah,,ini semua gara-gara saya tidak lulus satu mata kuliah semester sebelumnya. Tapi, berkat sedikit trik.

Jejaring Bingung

Saya bingung dengan apa yang baru saja lakukan. Pasalnya sekrang saya aktif di multiply. Ah...awalnya kan akun itu tidak akan saya bikin bagus. Akun dibuat hanya sekder untuk punya. Iya hanya untuk punya, agar saya bisa lihat akun orang lain. Iya itu saja tujuan awal saya membuat akun di multiply. Tapi,,,lah kok sekarang saya malah terprovokasi untuk bisa mengisi akun itu. Sial... Apa salahnya coba punya akun di multiply? Tidak...tidak salah sih. Tapi, kan saya sudah punya akun di blogger. Sudah mulai nyaman dengan suasananya. Ohhhh....kalau ada dua akun ini kan saya juga jadi bingung kalau sudah ada di depan monitor. Bisa jadi saya akan lama mendekam di warnet untuk sekedar mengatur akun-akun saya. Kan saya tidak akan hanya membuka multiply dan blogger. Ada akun di jejaring lainnya. Ah saya bingung. Daftar akun saya di dunia maya: 1. yahoo : ada dua. Satu untuk segala macam milis dan situs jejaring sosial. Sedangkan yang lainnya untuk hal-hal yang resmi. Mengapa resmi? Saya perhat

Still!

D, if i asked you “D, have i told you lately, i love you?” would you asked me back “still?”. And i’d answer “always” —terinspirasi adegan dalam Indecent Proposal— Kalau Ilham baca tulisan ini dia pasti bilang “bego”. Yah, saya memang bodoh Ham. Berusaha sekuat tenaga untuk bisa biasa, namun tetap saja tidak bisa biasa. I break my own rules . Dulu saya kira tingkah ini akan menyakiti diri sendiri, tetapi tidak kok. Awalnya sih iya, tapi sekarang emosi saya sudah mulai mereda, saya bisa tahu perasaan saya sebenarnya. Dulu saya pikir perbuatan saya merepresentasikan kekesalan diri ini, kesal karena merasa “dikalahkan”. Saya pikir tidak ada love , saya beranggapan hanya ada lust . Namun, sekarang saya sadar saya kalah, saya punya love . Ke manakah lust ? Disimpan. Karena tidak sesuai untuk kondisi sekarang ini. Kalau D membaca tulisan ini. Apa yang kau pikirkan tentang diriku? Tak peduli dengan perasaan yang lain. Saya tidak mau memikirkan orang lain (termasuk kamu), sebab siapa yang

A La Joker

Saya tidak ada pekerjaan yang harus saya kerjakan dan selesaikan malam ini, jadi saja buka-buka folder gambar-gambar diam saya. Yah,,gambarnya memang diam, tetapi it sounds million words. It does really . Terutama gambar-gambar saya dengan teman-teman. Teman kuliah, teman sekolah, teman-teman tanpa status, yah mereka-merekalah pokoknya... Hahahaha... Menyenangkan! Nah...foto ini merupakan salah satu yang bikin saya tertawa lebar (bukan hanya karena saya melihat diri saya yang tertawa sangat lebar). Hehehehehe.... Lebar: Ringga (kiri) nampaknya senang foto di samping Efi (tengah). Namun, Umar nampaknya tidak demikian. Seingat saya yang mengambil foto ini adalah Koko, kamera siapa yang dipakai? Saya tak ingat. Lokasi pemotretan di halte dekat sebuah mall yang sepertinya sudah menjadi basecamp saya dan teman-teman berkumpul. Malam itu saya dan teman yang lain hendak menghadiri resepsi pernikahan Ani. Ah,,tidak mau dikalah Ratna anak yang satu itu. Apa yang menarik? Saya masih ing

NASA

Saya masih beromansa dengan masa-masa sekolah dulu nih. Ada foto lain yang membuat pikiran saya berjalan mundur ke sekitar lima tahun lalu. Baris 1 (paling depan, kiri-kana):umar, deni, ringga, teguh, adit, ilham Baris 2 : sari, saya, ambar, vero Baris 3 : ika, dewi, farida, ayu, echol, epiyanah, ratna, yuli, hasanah, evi ulan, eva, hesti, ani, gusti, ipah, hikmah, mieke Baris 4 : micky, cumin, ce’i, abi Baris belakang: dinand, toge, viki, fansuri, ferdi, eza, bahja, koko, roytri, indah, nova Total, saya lupa kapan foto ini diambil. Yang memotretnya kalau tidak salah anak III IPA 2 (kami III IPA 1). Ribetnya kami untuk berfoto ini bukan hanya mengatur agar posisi semua anak bisa tertangkap kamera. Tetapi juga mengatur waktu pemotretan. Aneh kan, padahala saat itu kami sedang sibuk-sibuknya menghadapi ujian jadi saja pasti semua anak akan rajin sekolah. Tinggal bawa kamera dan langsung foto bisa kan. Tapi, yah kami memang senang meribetkan diri sendiri, jadi saja ditentukanlah sal

Kumpul Mesin Waktu

Satu lagi pertemuan menyenangkan terjadi hari ini. Tetapi, sayangnya hanya beberapa yang datang. Sudah lama sekali saya menginginkan menghadiri sebuah acara yang dihadiri hampir seluruh teman-teman saya. Seharusnya hari ini, nyatanya tidak. Padahal sejak beberapa hari yang lalu saya dan Ilham sudah menghubungi hampir seluruh anak yang nomor kontaknya ada di daftar telepon kami. Sekali lagi sayang mereka yang sudah dihubungi ternyata tak bisa datang. Ada saja alasan mereka. Berikut nama personil Nasa yang saya dan Ilham miliki nomor kontaknya, berikut status (kehadiran, pakaian, serta aksesoris) mereka hari ini: • Saya : pastilah saya datang. Kan, saya yang gencar menghubungi anak-anak. Hmmm,,,saya pakai tunik putih milik adik saya dan celana yang saya tidak paham namanya berwarna krem ditambah sepatu sendal hitam. • Ilham : manusia satu ini pun datang. Kan, dia juga gencar menghubungi teman-teman yang lain. Di pertemuan kali ini dia memakai baju yang dinamai—oleh dirinya sendiri—baju

Aku MAU Curhat Mama!

Posisinya seperti ini mama sedang menyetrika di samping saya dan saya mengetik di depan si Otoy. Tadinya tidak mau duduk di samping mama, hanya mau di depan otoy. Tapi,,,ysah masa tega membiarkan mama sendirian menyetrika pakaian-pakian kami (anak dan suami). Iyah,,,saya sebagai anak yang baik akhirnya menaruh badan ini di sampingnya. Bukan untuk membantu, hanya menemani. Bukankah orang akan senang bila ada orang lain disampingnya disaat sedang kesusahan, ya walaupun orang lain itu hanya sekedar menemani. Ya gak? Biasanya dari posisi macam ini akan tercipta sebuah pembicaraan yang menarik. Mama cerita, saya menanggapi. Saya curhat, mama mendengarkan. Indahnya kalau itu semua benar-benar terjadi. Nyatanya tidak! Mama sendiri saja yang cerita, dan melulu saya yang menanggapi. Kesal dengan keadaan seperti ini saya pun akhirnya coba memancing pembicaraan dengan topik baru. “Jadi yah Ma,,,bla...bla...” selesai saya mengutarakan pikiran mama tidak menanggapi, justru digantinya topik saya t

Frizzy Hair

Sial... Ujung rambut saya pecah-pecah. Jadi aja harus dipotong. Tak enak macam ni, setelah sekian lama rambut ini dipertahankan agar menjadi panjang. Eh,,,rusak. Tak apalah saya bergaya baru sekarang ini. Sebenarnya tidak baru juga sih. Potongan rambut macam ini sama seperti yang dulu-dulu. Tapi,,setelah beberapa bulan mempertahankan potongan rambut yang itu-itu saja kemudian rambut dipotong dengan gaya baru (baca:lama) masih ada sedikit kepuasan di diri sendiri. Puas akhirnya si ujung pecah dan tidak mengenakkan untuk dilihat itu akhirnya pergi juga. Puas karena lebih ringan. Puas karena bisa dikatakan buang sial. Puas karena akhirnya saya bisa tersenyum melihat rambut ini bisa menurut dengan hair drier. Puas karena akhirnya salon tempat saya memotong rambut bisa memuaskan keinginan saya. Biarkanlah bagusnya ramut ini hanya tahan beberapa jam. Yang penting dia pernah rapi. Setidaknya saya tidak perlu bersungut-sungut karena sulitnya mengatur rambut. Yang terutama adalah potongan

H.E.R.O

Ditunggu selalu tapi tak pernah datang. Sudah tahu tidak dia akan datang, tetap saja saya di sini bergeming menunggunya. Sudah dibuat keputusan yang sangat menguntungkan saya, tetap saja rasanya ingin melanggar. Payahnya saat ini ingin sekali melewati tembok transparan itu untuk bisa kembali bercengkrama. Walau sudah tahu apa konsekuensinya, tetap saja ingin merasakan luka itu. Tak tahu mengapa? Ah,,,saya kan bukan Superman atau Spiderman atau Invisible Woman atau pahlawan super lainnya. Kalau kata Five For Fighting mah “ even heroes have the right to bleed ” Bahkan Mulan Jameela bilang “hatiku bukanlah hati yang terbuat dari besi dan baja. Hatiku ini bisa remuk dan hancur” Mungkin saya harus ikut bernyanyi dengan Sheila on 7 “betapa hancurnya.hati dan jiwaku” Lah mengapa saya menjadi menyedihkan begini seharusnya dia yang melafalkan lagu Sheila on 7 “memang salahku melewatkanmu tak mencarimu sepenuh hati maafkan aku” Hahahahahaha.... “Bantu aku membencimu” dong.... Hayolah ja

S.A.T.U.

Menjadi yang nomor satu memang sebuah prestasi yang nampaknya diinginkan semua orang. Bagaimana tidak? Sanjungan, pujian, gengsi, dan lainnya bisa kita dapatkan bila menjadi si numero uno. Tak ‘kan lepas senyuman dari mulut ini bila posisi teratas berada dalam gengaman. Akan tambah lebar senyuman itu (bahkan gigi pun terlihat) bila menjadi kampiun adalah buah dari hasil kerja keras kita dari perjuangan panjang yang melelahkan. Tenaga dan pikiran sudah semuana dicurahkan untuk mencapai target. Pertandingan merupakan ajang yang tepat bagi mereka yang ingin menunjukkan kemampuan dirinya. Bahkan, banyak yang rela merogoh kocek dalam-dalam demi sebuah gelar juara dunia di ajang balap F1. Bukan barang murah bila meluncur di atas kendaraan jet darat tersebut. Setidaknya dibutuhkan dana sebesar US$ 500 juta. Wow! Fantastik. Pokoknya mesti banyak yang dipertaruhkanlah bila ingin mencapai yang terbaik. Menjadi pemenang dalam sebuah persaingan merupakan hal yang membanggakan. Kepala yang diangk

Dying

“Dia jelek Fi!” “ My friends (baca: I ) said i deserved someone better! ” katanya. ----------------------------------------------------------------------------------- Ohhh,,,serangkaian kalimat itu membuat mata saya saya tiba-tiba buram. Tak terlihat jelas sosok yang penuh warna itu. Sekilas dirinya nampak abu-abu, terkadang hitam, sering pula putih. Tak cerah seperti biasanya. Kalimat-kalimat tyang meluncur dari mulutnya, yang bagi dirinya biasa saja, membuat saya tiba-tiba kecewa. Mengapa bisa kalimat macam itu yang terucap. Tak pernah saya sangka dia bisa berpendapat tentang penampilan fisik seseorang. Terlebih pada orang yang beberapa bulan ini menjadi “yang terdekat” bagi dirinya. Why? Memang tidak salah kalau dia berpendapat mengenai sesuatu. Tapi, untuk yang satu ini saya kurang setuju dengan pendapatnya. Selama ini saya selalu melihat semua orang itu indah dengan keindahannya masing-masing. Cantik dengan caranya. Unik dengan gayanya. Sampai sekarang saya masih marah juga

A Cup of Hot Milk Equals None

—Saya pergi jauh ya! Tak usah ditunggu kedatangan saya, bahkan saya sendiri pun tak tahu kapan akan kembali. Mind your own business.— 18 November 2008 00:44:02 WIB (diterjemahkan secara bebas dan subyektif oleh saya sendiri) Tak bisa tidur saya dibuatnya. Kaget. Lama tak bersua, tiba-tiba dapat kabar mengejutkan macam itu. Semalam suntuk saya menunggu telepon seluler bergetar, bukan menunggu telepon darinya, hanya sebuah sms, namun tak kunjung datang. Saya berusaha tidur. Tak dapat. Pusing kepala ini karena kegelisahan hati yang besar sangat. Sampai pagi datang tak ada satu pun berita darinya. Penantian panjang semalam suntuk tak berbuah hasil, kecuali bengkak pada mata dan pusing di kepala. Kasihan... Akibatnya, semua rencana saya yang hendak dilaksanakan hari itu batal. Mata tidak bisa diajak kompromi untuk tidur, pusing kepala pun bertambah berat. Tak lama kemudian datanglah alasan tambahan mengapa saya tidak bisa melanjutkan tidur, nenek dari pulau seberang datang. Mama dengan