­
Skip to main content

Kisah Cintaku

Waduh,,,Kisah Cintaku mengalun lagi di radio. Gak bosen2 rupanya orang Jakarta dengar tu lagu. Saya juga ga teralalu bosen si, tapi kalo denger lagu itu terus bisa-bisa bukan muka Ariel Peterpan yang saya bayangin. Muka “cool” Ditto yang pasti berkelebatan di depan mata saya. Walopun sudah dikucek-kucek, bahkan sampe cuci muka untuk segera terbangun dari mimpi yang kurang mengenakkan itu, tetep aja bayangan si Ditto bernyanyi seakan-akan dirinya seorang penyanyi handal bakal bercokol di kepala saya. Oh,,,kawanku. Sadarlah bahwa kami, teman-teman mu, sudah malas mendengar kamu berdendang. No offense ya, waktu lo sakit kemaren saya sempet kangen juga dengan gaya lip-sync mu itu.huhuhuhu..... Kenapa ya setiap lagu yang saya denger sekarang kok agak mellow. Dan, parahnya lagi lagu-lagu itu kok pas yah dengan masa saya sekarang. Yah contohnya si Kisah Cintaku itu, berasa lagu itu tercipta hanya untukku seorang (walaaahhh...). Ada lagi Malaikat Juga Tahu, bebebebebeeeeeehhhhh.....lagu handal macam ni patut dilestarikan. Pernyataan cinta yang dalam sekali. Tak perlulah kita melihat bungkus itu, isi yang terpenting. Sayangnya si pemilik isi yang enak itu tak bisa mengutarakan “rasa”-nya. Yah, mau tidak mau si “pembeli” lebih memilih yang lain, yang lebih berani menunjukkan rasanya. Saya mau membela si “pemalu” yang enggan menunjukkan rasa itu ah,,, Bukannya tak bisa menunjukkan rasanya, hanya saja si “pemalu” ini ingin “menguji” lidah calon pembelinya. Dapatkah ia merasakan sesuatu yang beda. Ada “bumbu” rahasia dalam si Pemalu itu. Seharusnya Pembeli tau, toh malaikat pun tahu siapa yang jadi juara menunjukkan rasa. Si Pemalu. Atau mungkin selama ini si Pemalu terlalu nrimo dengan predikat pemalunya, maka dari itu ia pun tidak mau mengumbar rasa lezat yang dimilikinya untuk si Pembeli. Sekali lagi, si Pemalu ingin menguji si Pembeli untuk merasakannya. Untuk sekedar mencicip nikmatnya adonan dirinya. Tak banyak yang diminta si Pemalu, hanya sekedar USAHA kecil pembeli untuk BERANI membeli si Pemalu. Setidaknya tindakan Pembeli itu akan memberikan sedikit rasa bangga bagi si Pemalu karena dirinya TERPILIH. Si Pemalu tidak mampu menunjukkan rasanya yang mahadahsyat karena (mungkin) ia sudah ditakdirkan untuk selalu MENUNGGU Pembeli yang berani membawanya pulang. Apakah salah kalau Pemalu selalu MENUNGGU. Wahai kau Pembeli, sayang sekali kau telah melewatkan rasa yang mungkin satu-satunya di dunia ini. You waste it! Memang tidak salah si kalau Pembeli lebih memilih yang BERANI. Toh, keputusan ada di tangannya. Tapi apa ia hidung Pembeli tidak bisa (sedikit saja) menghirup aroma si Pemalu yang walau sedikit tapi telah diihembuskannya ke udara bebas. Kasihan,,, Bisa-bisa Pemalu bakal basi. Rasa nikmatnya tak bisa diberikan pada (mungkin satu-satunya) Pembeli yang pernah meliriknya. Aduuuuuhhhhhh,,,,,, hampamu tak kan hilang semalam oleh pacar impian, tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna tapi siap untuk diuji kupercaya diri, cintakulah yang sejati ....... Namun, hati ini jangan kau adu Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya “Malaikat Juga Tahu”-Dewi Lestari

Comments

Popular posts from this blog

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m...

El Orfanato

Category: Movies Genre: Horror you can not forget your childhood. terlebih bila masa kanak-kanak itu dihabiskan teman-teman sebaya. meskipun tidak punya ayah ibu, tetap saja senang bermain dengan teman. itulah yang terjadi pada Laura (Belén Rueda) yang membeli panti asuhan tempat dulu dirinya tinggal sebelum diadopsi. bersama suaminya, Carlos (Fernando Cayo), dan anak adopsi mereka, Simon (Roger Princep), Laura menempati rumah barunya. Ia dan suaminya berniat mengasuh beberapa anak handicap di rumah tersebut (teman-teman panti asuhan Laura dulu handicap juga). namun, masalah muncul saat Simon memiliki teman khayalan. awalnya Laura dan Carlos tidak terusik, tetapi lama kelamaan kelakuan Simon membuat kedua orang tuanya gusar. hingga suatu hari Simon menghilang tanpa jejak. satu hal yang diingat Laura sebelum kehilangan anak semata wayangnya adalah Simon ingin bermain ke rumah Thomas, la casita de Thomas. yang menjadi masalah adalah apakah Thomas nyata atau tidak. semua usaha telah ...

lethologica

Lethologica: is psychological disorder that inhibits an individual’s ability to articulate his or her thoughts temporarily forgetting key words, phrases or names in conversation. Sekali saya tuliskan pembuka yang sama seperti di atas beberapa tahun lalu. Masa itu, saya menuliskannya sebagai pembuka ulasan album baru band kesukaan saya, Letto. Kali ini, tidak ada sama sekali hubungan dengan pemusik asal Yogyakarta itu.  Bukan sekali, dua kali, tetapi berkali-kali saya tidak bisa bertutur. Aneh. Sementara kepala saya sudah sangat berisik dengan ungkapan, ide, umpatan, serta sanjungan. Namun, tak satupun yang terungkap. Semuanya tersimpan di tempurung kepala. Tidak pernah keluar. Saya tahu apa semua pikiran serta alasan yang ada hilir-mudik di kepala. Teman-teman menyuruh saya untuk merangkai kata, kalimat, paragraf, hingga menjadi tulisan utuh sebagai pelampiasan pikiran. Tidak mudah. Belum ada satupun tulisan, alinea, kalimat, dan kata yang tercipta. Bicarakan! kata...