Skip to main content

Romansa Kota Tua

“Okay jam sepuluh yah. Di halte brimob aja? Okey..okey...” Akhirnya jadi juga saya berkeliling Jakarta. Kalimat di atas merupakan cuplikan percakapan saya dengan Ilham per telepon. Sebenarnya saya tak tahu hari itu akan di ajak ke mana oleh teman seperjuangan masa SMA saya itu. Yang saya tahu cuma diajak untuk merasakan empuknya motor si abang itu, katanya masih baru. Saya pun cuma tahu kalau akan ke Kota Tua dan disuruh berpenampilan asik juga tak lupa membawa kamera. Sisanya Ilham yang mengatur. Saya menurut saja, toh saya diajak. Okeeyyy,,,saya sampailah di lokasi yang sudah dijanjikan sebelumnya. Tapi,,,,ehhmmm,,,loh kok Ilham belum ada, padahal saya pikir saya sudah telat. Tapi, oh itu dia motor berwarna merah menghampiri. Saya bergeming, tak mungkin Ilham pakai motor macam itu, saya bercakap dalam hati. Tapi,,,eh iya itu benar Ilham. Wah,,,motor dan helm itu sangat membantu penampilan temanku yang satu ini. “Udah,,udah,,,jangan dibuka helm dan tidak usah turun dari motor. Nanti, jelek lagi. Hehehehehe....” itu kata saya ke Ilham. “Gw keren yak?” tanya Ilham. “Iyah,,lo kan tipe orang motorgenic. Jadi, jangan turun,” canda saya lagi. Berangkatlah kami ke tempat tujuan. Wuahhh,,,Jakarta panas hari ini. Macet pun tetap setia dengan jalanan Jakarta walaupun hari itu Sabtu. Ooowww,,,,rupanya warga Jakarta pun berniat melancong juga seperti saya. Tapi, saya tak tahu mereka hendak ke mana. Urusan merekalah, tak perlu saya ikut campur. Katanya Jakarta itu sudah jenuh. Penduduknya tambah banyak. Bahkan ada pula yang mengklaim ibu kota negara tercinta ini sudah OBESITAS. Mengerikan. Ternyata, pernyataan itu benar adanya. Sampai kami di Kota Tua, langsung tercengang. Ramai pengunjung. Wah,,,,ya sudahlah buat apa dipikirkan toh orang-orang itu pun bayar pajak. Ilham berniat ganti celana. “Ga asik pake celana panjang,”. Saya dibuatnya menunggu di luar toilet. Selesai berganti celana Ilham menawarkan lotion, agar kulit saya aman dari jilatan panas matahari. “Ham,,sumpah yah gw geli banget ngeliat cowok-cowok model itu. Iiiihhhhh,,,,,” ujar saya. Iya,,benar sekali. Saat saya sedang mengunjungi Museum Fatahillah memang ada beberapa orang pria beratasan putih dan berbawahan denim. Mereka melakukan sesi pemotretan di gedung yang tua itu. Ooowwww,,,,badan, kulit, dan muka mereka yang berpoto sangat menarik untuk dilihat. Nikmaat. Tapi, saya langsung ilang feeling waktu memerhatikan mereka berjalan. RAPET cing! Eeehhh,,,kayanya mereka abis minum jamu galian rapet. Runtuh semua bangunan maskulin yang ditampilkan lewat badan mereka yang berlekuk-lekuk bak polisi tidur itu. Gemulaiiiiiii...sekali. sayang. Saya dan Ilham hanya tersenyum. Agar tidak terlihat bahwa kami risih akhirnya pergilah kami ke atas museum. Mencari tempat2 yang pas untuk mengabdikan gambar. Kami tidak mau kalah dengan para pria gemulai itu, Ilham pun beraksi, saya pun bertugas menjadi fotografer amatir berbekal digital camera pocket. Bosan di satu tempat kami beralih ke tempat lain. “Eh,,,gw difoto sama cowok-cowok itu,” bisik Ilham pada saya. Yang dimaksud cowok di sini adalah mereka para pria gemulai yang telah saya ceritakan di atas. Saya tidak langsung percaya, tersenyum saja. Karena saya bosan menjadi fotografer terus, akhirnya posisi ditukar. Saya pun menjadi model dan Ilham beralih menjadi fotografer. Saat sedang bergaya, saya melihat keanehan. Yang menjadi model kan saya tapi kok si Ilham yang dipotret. Iya,,,yang motret itu si pria-pria yang telah saya ceritakan di atas. Iiiiiiiiiihhhhhhhhhhh,,,,,,, Selama ini saya masih bisa terima yah kalau berjalan dengan teman-teman wanita saya banyak pria yang melirik teman saya. Tapi, masa waktu jalan sama pria, tetap bukan saya yang dilihat. Urggghhhhh,,,,tapi kedongkolan itu cepat menghilang karena saya melihat muka Ilham yang (sumpah!) ASEM BANGET mengetahui dirinya dipotret oleh si om. Wakakakakakak..... Saya mah rela deh ga dilirik sama si om macam itu. Sungguh malang nasib teman saya Ilham. Sabar Bos! Tak tahan karena si om sering mengambil gambar Ilham diam-diam kami pun pergi. Langkah kami percepat. Yang pasti kami ingin segera menghindar dari si pria-pria yang gemulai dan menyukai Ilham itu. Beruntung kami bisa menghindar. Kalau tidak,,,wah, bisa gagal acara jalan-jalan santai kami. Untungnya pula sisa perjalanan kami hari itu berjalan menarik. Mau bukti? Lihatlah foto-foto di bawah ini... ENJOY... kayanya foto yang di bawah ini membuat si om tergoda deh,,,heu2 yah,,,,begitulah ham,,,si om memang lebih memilih dirimu

Comments

Popular posts from this blog

Who Am I?

I am becoming the person I hate the most. How I wish to have a peacefull mind but don,t work. Spend too much time with virtual world drown me into misery.

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m

veinti ocho

Another number to add. This time I kinda relax to face it. No excited feelings, nor ignore the date. It came all natural. Just want to take a moment of silent for meself. Some big steps in life I've already taken before this number came. I am now, living mylife as an expats, a little wish I whispered ages ago. I left family back home, so it let me feel homesick of being around them. The bold note for this time is I am in the country I have longed since years ago, India. One time I told myself to add the number in India. And, here I am. How wonderful life is. Especially when the love one is there next to me. I want a memento, a present for me. I will have it later and keep you updated. Namaste.