Skip to main content

Kumpul Mesin Waktu

Satu lagi pertemuan menyenangkan terjadi hari ini. Tetapi, sayangnya hanya beberapa yang datang. Sudah lama sekali saya menginginkan menghadiri sebuah acara yang dihadiri hampir seluruh teman-teman saya. Seharusnya hari ini, nyatanya tidak. Padahal sejak beberapa hari yang lalu saya dan Ilham sudah menghubungi hampir seluruh anak yang nomor kontaknya ada di daftar telepon kami. Sekali lagi sayang mereka yang sudah dihubungi ternyata tak bisa datang. Ada saja alasan mereka. Berikut nama personil Nasa yang saya dan Ilham miliki nomor kontaknya, berikut status (kehadiran, pakaian, serta aksesoris) mereka hari ini: • Saya : pastilah saya datang. Kan, saya yang gencar menghubungi anak-anak. Hmmm,,,saya pakai tunik putih milik adik saya dan celana yang saya tidak paham namanya berwarna krem ditambah sepatu sendal hitam. • Ilham : manusia satu ini pun datang. Kan, dia juga gencar menghubungi teman-teman yang lain. Di pertemuan kali ini dia memakai baju yang dinamai—oleh dirinya sendiri—baju “Laskar Pelangi”, celana jins, jaket abu-abu, sendal. Yah begitu saja. • Ambar : perempuan ini tidak datang dengan alasan orang tuanya pergi, jadi tugas menjaga rumah menjadi tanggung jawabnya seorang diri. Beh,,,seakan-akan rumahnya akan lari saja. Tak tahu saya pakaian yang dikenakannya hari ini. Kan, Ambar dan saya tidak bertemu. • Sari : tidak datang “ada tugas mendadak Fi.” Oh,,,okey. • Epiyanah : igin sekali untuk datang, katanya, namun dia punya urusan lain yang lebih penting. • Ringga : hahahaha,,,senang saya bertemu anak ini. Serasa selalu berumur 17 tahun. Kami masih bercanda dengan gaya SMA dulu, tak berkembang. Manusia satu ini hanya ikut berkumpul ditempat yang telah kami sepakati sebagi tempat berkumpul, Brimob Kali Deres, “saya mau ke Pangalengan,” begitu kata Apoy (saya baru ingat nama panggilannya sekarang, itupun karena Adit memanggilnya demikian). Saya heran mengapa dia bersusah-susah bilang tidak bisa datang dengan mendatangi tempat kami berada. Padahal dia bisa saja sms, tak tahulah. Saya tak mengerti isi kepala dia. Tampilan dia hari ini, apa yah? Saya agak lupa. Oohh,,,sweater motif pledge yang didalamnya memakai kaos yang saya sudah lupa bergambar apa, celana jins yang di dalam saku sebelah kiri ada sebatang rokok kretek yang hampir patah, sendal. Tak ada lagi yang saya ingat kecuali dia menjulurkan lidah ke arah saya saat akan pulang ke rumahnya. Sial! • Tri : sudah dihubungi namun tak ada kabar. • Ipah : idem • Gusti : idem • Teguh : so sorry Guh, lupa menghubungi kamu lagi. Hampura atuh kang! • Inu : di Anyer. Hanya menitip salam untuk Roy dan yang lainnya. • Umar : di Pelabuhan Ratu. Tak datang dan hanya menitip salam untuk Roy dan yang lainnya. • Cumin : bekerja dengan tekun di kantor pada hari Minggu. Kasihan. • Echol : hari ini dia menebeng Adit. Ide bagus menebeng itu. Banyak hal yang bisa dihemat. Pertama, pos pengeluaran Echol untuk biaya transportasi boisa disimpan beberapa ribu rupiah (baguuuusss). Kedua, kan jok belakang Adit kosong kasihan kalau Adit sendirian di atas motor, nanti bengong lagi tidak ada yang mengajak mengobrol. Nampaknya Echol menyenangi warna hijau, tunik dan bergonya senada, hijau, jins hitam yang dengan aksen wash out. Seingat saya dia tidak membawa tas, yah itu saja tampilannya hari ini. • Adit : pastinya hari ini dia datang, kalau tidak siapa yang memboncengi Echol? Tingkah lakunya tidak menunjukkan bahwa di belakang namanya sudah ada embel S.E. (Sarjana Ekonomi). Kalau kata Dewi “Sia-sia aja kamu kuliah empat tahun tapi masih seperti ini.” Hahahaha...selalu saja ada celotehan dari mulutnya. Hari ini dia tampak santai dengan kaos jingga terang, jins, dan sendal. Tak lupa dia memakai jaket kalau di atas motor. Fungsi jaket ini untuk menghalau angin yang terkadang berhembus kencang ketika berkendara menggunakan motor. • Dewi : hmmm,,,ibu Polwan satu ini yang membuat kami yag datang duluan menunggu cukup lama. Dia datang baru sejam dari waktu yang ditentukan. Untungnya kami yang menunggu adalah makhluk-makhluk kesayangan Tuhan, kami sabar menunggu kedatangannya. Walaupun saat di atas motor dia duduk di belakang saya, saya paham betul baju yang dipakainya hari ini kaos baby Milo berwarna putih, jins dan sendal. Dewi panik saat kami sampai di rumah Roy “wah, baju saya tidak sesuai acara nih.” Yah,,,maklum saja hari ini kan Roy mengadakan syukuran jadi yang datang pun memakai pakaian rapi. Kebanyakan bapak-bapak yang saya lihat memakai baju koko atau batik. Tak apalah Wi, kan kita juga datang belakangan jadi tidak salah kostum amat. Hehehehehe.... • Ika : akhirnya ibu yang satu ini datang juga. Sudah beberapa pertemuan diadakan, namun si ibu tidak pernah datang. Saya baru tahu kalau dia sudah lulus akademi kebidanan. Hmmm,,,mulia sekali pekerjaannya selalu membantu para ibu melahirkan bayi-bayi yang lucu saat masih kecil dan belum bergigi. Tak banyak berubah gayanya dengan dulu saat kami masih di bangku sekolah menengah dulu. Gaya berjilbanya khas sekali. Bergo ungu serta hiasannya serasi dengan kemeja berkasen garis vertikal dipadukan dengan jins. Pas. • Deni : kepala suku...kepala suku. Bagaimana anak buahnya akan berhasil kalau pemimpinnya datang telat. Beh,,,gayanya dia sekarang. Motor pun baru. Warnanya merah. Karena masih baru, dia pun enggan menerima tumpangan Dewi untuk pulang. Katanya “kalau saya membonceng cewek, tidak bisa bonceng cewek lain donng.” Hmmm,,,ada apa dengan kepalanya. Hari ini dia tampak kesal kepada saya, sebab dia masih ingat sekali saat saya mencalonkan dirinya menjadi ketua kelas. Saya tidak ingat pernah mengajukan dirinya menjadi pemimpin saya. Tetapi, mata Deni yakin sekali saat mengatakan bahwa saya dan Ambar yang memprovokasi teman-teman yang lain untuk memilih dirinya. Ah,,,tidak. Tidak pernah saya berbuat seperti itu. Lupa. • Roy : si empunya acara hari ini. Baju koko ditambah celana hitam. Yah,,,begitulah rupa teman saya saat ini. Tidak banyak yang berubah dari dirinya. Masih tetap kurus seperti sekolah dulu. Masih berbulu banyak (hahahaha...ini yang menjadi bahan tertawaan kami). Teman-teman yang datang antusias mendengar cerita dari mulutnya. saking antusiasnya setiap anak mengajukan pertanyaan yang berbeda, saking banyaknya pertanyaan yang diajukan dan dalam waktu yang sama maka Roy pun bingung. Akibatnya, ada pertanyaan yang terjawab, ada yang terjawab setengah, bahkan banyak pula yang tak terjawab. Hahahaha...diceritakannya sebuah kejadian lucu saat dirinya masih menjadi junior. Demi menghindari “diculik” oleh senior, pada malam hari dia pun shalat (saya lupa shalat betul, atau pura-pura). Aman, dirinya pun tak jadi diculik. Namun, sialnya seorang temannya yang juga ikut berpura-pura shalat diculik oleh senior. Lho? Ya iyalah ditarik, senior tau kalau dia pura-pura, lagian mana ada orang shalat pakai celana pendek. Hahahahahaha... • Kepsek 84, Pak Warno, dan Mas Warto : tidak disangka saya bertemu dengan guru sekaligus musuh bebuyutan saya Pak Warno, saat Roy bilang ada mantan guru Biologi saya itu, saya pun tercengang. Oooowwww,,,teringat masa-masa saya tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukannya dan saya pun akhirnya disuruh membaca materi di depan kelas sampai batas waktu yang diinginkannya. Arghhh... Senyum ini masih ada. Entah sampai kapan akan bertahan. Yang saya tahu, saya senang hari ini bisa berkumpul dengan teman-teman (walau hanya beberapa orang). Mudah-mudahan ada satu, atau lebih, kesempatan lagi untuk kami bertemu. Tidak,,,saya tidak berharap pertemuan dengan pembicaraan yang “berat”. Saya hanya ingin tetap “sederhana” seperti sekolah dulu. Thanks u all folks for coming. Thanks Roy for inviting us. Such a bless to have u all guys...

Comments

Popular posts from this blog

Who Am I?

I am becoming the person I hate the most. How I wish to have a peacefull mind but don,t work. Spend too much time with virtual world drown me into misery.

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m

veinti ocho

Another number to add. This time I kinda relax to face it. No excited feelings, nor ignore the date. It came all natural. Just want to take a moment of silent for meself. Some big steps in life I've already taken before this number came. I am now, living mylife as an expats, a little wish I whispered ages ago. I left family back home, so it let me feel homesick of being around them. The bold note for this time is I am in the country I have longed since years ago, India. One time I told myself to add the number in India. And, here I am. How wonderful life is. Especially when the love one is there next to me. I want a memento, a present for me. I will have it later and keep you updated. Namaste.