Menjadi yang nomor satu memang sebuah prestasi yang nampaknya diinginkan semua orang. Bagaimana tidak? Sanjungan, pujian, gengsi, dan lainnya bisa kita dapatkan bila menjadi si numero uno. Tak ‘kan lepas senyuman dari mulut ini bila posisi teratas berada dalam gengaman. Akan tambah lebar senyuman itu (bahkan gigi pun terlihat) bila menjadi kampiun adalah buah dari hasil kerja keras kita dari perjuangan panjang yang melelahkan. Tenaga dan pikiran sudah semuana dicurahkan untuk mencapai target.
Pertandingan merupakan ajang yang tepat bagi mereka yang ingin menunjukkan kemampuan dirinya. Bahkan, banyak yang rela merogoh kocek dalam-dalam demi sebuah gelar juara dunia di ajang balap F1. Bukan barang murah bila meluncur di atas kendaraan jet darat tersebut. Setidaknya dibutuhkan dana sebesar US$ 500 juta. Wow! Fantastik. Pokoknya mesti banyak yang dipertaruhkanlah bila ingin mencapai yang terbaik.
Menjadi pemenang dalam sebuah persaingan merupakan hal yang membanggakan. Kepala yang diangkat ke atas, walaupun terkesan sombong, nampaknya pantas bagi si pemilik gelar. Ya iyalah, perjuangan berat sudah dilakukan! Tetapi, menjadi juara satu namun bukan berdasarkan persainganlah yang aling menggelikan. Maksudnya? Begini yah saya tergelitik omongan Menegpora Adhyaksa Dault, “Ananda Mikola masih pembalap nomor satu di Indonesia.”
Ahahahahahhaha....lucu...
Bagaimana tidak menjadi nomor satu, toh yang terjun ke dalam dunia balap toh hanya Nanda, panggilan akbrab Ananda Mikola, dan adiknya, Moreno. Alexandra jangan dimasukkan ke dalam daftar pembalap lah, nanti Nanda marah lagi (ingat kasus Nanda-Alendra). Ajang balapan bukan barang murah, hanya mereka yang kuat modal yang bisa bertahan. Beruntung Nanda dan Moreno mempunyai ayah mantan pembalap dan juga mewarisi kemampuan membalap dari ayahnya. Kalau tidak belum tentu mereka bisa menajdi pembalap. Dan belum tentu pula Nanda menjadi pembalap nomor satu.
Saya tidak bermaksud meremehkan kemampuan kedua kakak beradik itu. Saya hanya tidak begitu suka kalau ada yang mencap orang menjadi nomor satu karena dia satu-satunya. Kalau di dunia olahraga nampaknya tidak bisa begitu. Darimana dia bisa mendapat gelar itu, siapa pembandingnya. Moreno? Oh,,,baiklah dia diurutan kedua, tapi toh tetap saja saya tidak bisa melihatnya secara obyektif. Ah,,pokoknya saya tidak suka!
Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m...
Comments
Post a Comment
thank you for reading and feel free to comment :)