Ada apa dengan saya?
Ada apa dengan saya?
Ada apa dengan saya?
Berkali-kalipun pertanyaan itu saya tanyakan pada diri sendiri tetap saja belum menemukan jawabannya.
Ada baiknya tidak mencari tahu jawabannya. Bagaimana kalau kita menelisik penyebabnya. Begini, akhir-akhir ini saya menjalani kehidupan yang tidak mengenakkan. Biasanya saya tidak mau kalah dari orang lain (dalam cara yang positif pastinya). Saya selalu berusaha menyaingi kemampuan orang lain, atau setidaknya mendekati kemampuan orang lain. Ugh,,tapi bagaimana dengan sekarang? Tidak. Rasa itu tiba-tiba tidak ada. Ada...tapi sedikit sekali persentasenya dibanding rasa-rasa lainnya yang ada dalam pikiran saya.
Contohnya begini, saat ini skripsi ada di depan mata saya. Harus saya kerjakan, karena saya sudah memulainya. Sementara, teman-teman yang lain mulai berpeluh-peluh mengerjakannya. Saya? Santai saja. Parah!
Entah mengapa, seakan-akan saya tidak memiliki tujuan hidup. Setiap saat ke kampus hanya untuk seluncur di dunia maya. Padahal teman-teman yang lain sudah berkembang jauh skripsinya. Lembaran skripsi mereka sudah tebal. Saya? Masih banyak yang bolong kalau Anda ingin tahu.
Seorang teman menyarankan saya untuk mencari pemicu untuk diri saya agar mau menyelesaikan skripsi. Tapi apa? Tak tahu saya jawabannya. Belum mau mencarinya pula.
TUHAN...
Ada apa dengan saya?
Harus bagaimana ini?
Ada apa dengan saya?
Ada apa dengan saya?
Berkali-kalipun pertanyaan itu saya tanyakan pada diri sendiri tetap saja belum menemukan jawabannya.
Ada baiknya tidak mencari tahu jawabannya. Bagaimana kalau kita menelisik penyebabnya. Begini, akhir-akhir ini saya menjalani kehidupan yang tidak mengenakkan. Biasanya saya tidak mau kalah dari orang lain (dalam cara yang positif pastinya). Saya selalu berusaha menyaingi kemampuan orang lain, atau setidaknya mendekati kemampuan orang lain. Ugh,,tapi bagaimana dengan sekarang? Tidak. Rasa itu tiba-tiba tidak ada. Ada...tapi sedikit sekali persentasenya dibanding rasa-rasa lainnya yang ada dalam pikiran saya.
Contohnya begini, saat ini skripsi ada di depan mata saya. Harus saya kerjakan, karena saya sudah memulainya. Sementara, teman-teman yang lain mulai berpeluh-peluh mengerjakannya. Saya? Santai saja. Parah!
Entah mengapa, seakan-akan saya tidak memiliki tujuan hidup. Setiap saat ke kampus hanya untuk seluncur di dunia maya. Padahal teman-teman yang lain sudah berkembang jauh skripsinya. Lembaran skripsi mereka sudah tebal. Saya? Masih banyak yang bolong kalau Anda ingin tahu.
Seorang teman menyarankan saya untuk mencari pemicu untuk diri saya agar mau menyelesaikan skripsi. Tapi apa? Tak tahu saya jawabannya. Belum mau mencarinya pula.
TUHAN...
Ada apa dengan saya?
Harus bagaimana ini?
Comments
Post a Comment
thank you for reading and feel free to comment :)