Skip to main content

My Friends' Big Fat Wedding

Kembali meributkan urusan orang lain. Kali ini mengenai dua orang teman saya. Masalah mereka hampir serupa. Masalah “ikat-menhikat”. Menariknya masalah dua teman saya ini bisa dilihat dari sudat si perempuan dan laki-laki. Begini. Memasuki umur 22 entah mengapa para orang tua makin sibuk memikirkan urusan jodoh anaknya. Kesibukan ini pun dialami oleh dua orang tua teman saya. Teman saya yang perempuan dipaksa untuk menerima pinangan dari seorang pria yang menurut orang tua teman saya itu cukup menarik. Qualified sekali, kalau boleh saya definisikan. Teman saya ini belum lulus kuliah, sekarang masih menyusun skripsi. Dia sih yakin untuk tidak menerima si pria itu, tetapi dia masih memikirkan perasaan orang tuanya. Yah,,,kalau sudah tidak suka dari awal memang akan sulit untuk merubahnya bukan? Nah,,,yang bikin tambah ribet adalah si pria yang suka sama teman saya ini, selalu menceritakan kelebihannya. Oh,,,selain menceritakan tentang “kelebihan” pribadinya dia pun suka menunjukkan materinya—yang menurut dia sendiri—sangat berlimpah. Sial! Apa maksudnya? Seakan-akan teman saya bisa begitu saja tergiur dengan apa yang telah dipamerkannya itu. Kalau kata Nita sih “orang itu bego atau apa sih! Dengan dia menunjukkan materinya justru dia merendahkan dirinya sendiri.” Dia menganggap teman saya akan luluh hatinya dengan penawaran yang diberikannya. Bego! Bukankah seharusnya dia berpikir, kalau teman saya mau pada dirinya, berarti karena hartanya. Emang situ mau diperlakukan “ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang”. Ah,,,bodoh sekali dia itu. Selain saya kesal pada si pria saya juga agak kurang suka dengan orang tua teman saya yang selalu memaksa anaknya untuk menerima si pria itu. Aduuuhhh,,,tante! Anakmu tuh sekarang lagi fokus ke skripsinya. Mikirin skripsi ajah pusing, ini ditambah lagi masalah seperti ini. Sayang sama anak tidak sih? Oh, saya tahu jawaban tante “ya iyalah fi tante sayang sama anak tante.” Okey,,tante tapi bisa tidak sih tunggu sampai pikiran anak tante tuh tenang. Jangan hadapkan dirinya dengan dua masalah yang sama-sama besar dong! Maap tante! Lain lagi cerita teman saya yang lain. Dia laki-laki baru selesai pendidikan. Bukan...bukan dia yang memamerkan dirinya pada calon pasangannya. Tetapi kebalikannya. Teman saya ini justru malah ditawarkan materi oleh orang tua kekasihnya. Hahahahahahaha....modus macam apa lagi ini. Terus? “saya sudah tidak jalan bareng lagi sama dia,” kata teman saya. Loh? Rupa-rupanya dirinya tidak mau diikat macam itu. Saya jadi bingung. Berceritalah saya pada mama. Mama bilang memang begitu zaman sekarang, apalagi teman saya kan nampaknya jenjang kariernya menjanjikan, nah daripada si teman saya ini tidak jadi dengan kekasihnya, yah orang tua si kekasih teman saya ini pun akhirnya “mengikat” teman saya dengan tawaran yang memang menggiurkan sekali untuk zaman sekarang. Ahhh,,,orang tua...orang tua... Ada-ada saja. Masa sih mesti sampai begitu. Kalau saya jadi anak si orang tua macam itu, saya akan malu. Oh, Mama...oh, Papa sebegitu menyedihkannya kah hidup saya sampai-sampai demi tidak kehilangan calon pasangan, papa dan mama harus “membeli” calon pasangan saya itu. Anjiir..... Makin percaya dah saya sama orang-orang zaman sekarang yang semakin mencintai nominal daripada nilai.

Comments

Popular posts from this blog

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m...
"Dear boys, be the guy you would want your daughter to be with." .: unknown :. Me: the question is what if the boy doesn't want any kid? Her: let's the universe conspire to help us stay away from that kind of boy

Kekasih Hati

malam itu lah malamku ketika aku bertemu denganmu dalam hati ku tersedu tanganku tergenggam menahan haru mataku tak lepas darimu walaupun ku sendiri ragu bunga menebar sejuk wewangian malam itu ku tak mampu menahan rasa yang tak menentu lalu muncullah rasa di dalam benakku ku tak pantas memandangi wajahmu rindu itu belum hilang walau pertemuan itu terkenang dalam hatiku berdoa jangan sampai aku pernah terlupa padamu penjaga hidupku tak pernah meninggalkan aku Sewaktu membaca lirik dan mendengarkan lagu “Bunga di Malam Itu”, gw ngerasa “ God , ni lagu pas banget sama apa yang gw rasain”. Berkali-kali lagu ini terus gw puter. Berhari-hari lagu ini gak keluar dari playlist lagu gw. Sumpah! lagu ini bisa jadi gambaran apa yang sedang gw rasakan saat-saat ini. Kalo boleh berlebihan, lagu ini bisa jadi original soundtrack hidup gw (lebaiiiiiiii.....). Nah, karena tidak puas dengan membaca lirik tersebut akhirnya gw mencari tahu te...