Skip to main content

mates

satu pelajaran didapatkan dari ruangan yang bisa menampung tujuh reporter ini. tempat pertama saya mengecap apa itu yang namanya bekerja, tempat perdana yang mengajak saya untuk mengerti apa itu belajar menjadi, setidaknya sedikit, profesional.

awalnya, senang. teman semua isinya. namun, belakangan yang saya pahami ternyata bukan teman, tetapi rekan kerja. tak peduli berapa lama sudah menjalin hubungan saya-dan-kamu berteman, tetap saja ruangan yang kita kunjungi tiap harinya ini memaksa saya untuk menjadi rekan kerja dengan kalian.

bagi saya sendiri, sih, sulit. berekan kerja dengan teman. terkadang batasan itu tidak jelas, maksudnya kapan kita harus menjadi teman atau rekan. tak jarang, rasa tak enak karena dia adalah seorang teman justru merusak status rekan kerja itu. yah, saya, sih, melihatnya dari diri sudut saya. tidak enak.

pernah seorang teman bertanya
"kalau bekerja bareng teman sendiri sikut-sikutan tidak?"

saya jawab
"pasti adalah tanpa disadari"

sayang sebenarnya saat status teman dekat menjadi rekan kerja. it is just like loosing my grip, i have noone to talk to about my job. yeah, i know i can talk to my workmates, but i need outsider perspective. hesitating. i want my friends.

satu kenyataan meyakinkan saya akhir-akhir ini; orang-orang yang ada di ruangan yang sedang dalam tahap percantikan ini adalah REKAN KERJA bukan TEMAN. rekan kerja akan sulit diajak bersiasat untuk "kepentingan bersama", berbeda jauh dengan teman. rekan kerja lebih "mementingkan pribadi" itu sungguh tidak serupa dengan teman.

workers want a better life. workers want a better job. workers want to pursuit their OWN dreams. tottally different with friends who will always there to wait, want to pursuit OUR dreams together.

tersadar. dalam dunia pekerjaan ini tidak akan ada yang setidaknya menghalagi kita untuk tidak terjatuh. terkadang mereka melihat, namun, sengaja bergeming, karena pikiran "itu bukan urusan saya" selalu bermain-main di kepala para pekerja, mungkin termasuk saya sendiri. wajar, karena saya pekerja.

Popular posts from this blog

Who Am I?

I am becoming the person I hate the most. How I wish to have a peacefull mind but don,t work. Spend too much time with virtual world drown me into misery.

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m

veinti ocho

Another number to add. This time I kinda relax to face it. No excited feelings, nor ignore the date. It came all natural. Just want to take a moment of silent for meself. Some big steps in life I've already taken before this number came. I am now, living mylife as an expats, a little wish I whispered ages ago. I left family back home, so it let me feel homesick of being around them. The bold note for this time is I am in the country I have longed since years ago, India. One time I told myself to add the number in India. And, here I am. How wonderful life is. Especially when the love one is there next to me. I want a memento, a present for me. I will have it later and keep you updated. Namaste.