dulu saya sempet marah-marah saat dimintai uang 'jasa' oleh petugas kelurahan. padahal saya tahu saat itu seharusnya saya dilayani dengan gratis. yang lebih parah lagi, surat yang dibikin oleh si orang kelurahan itu salah, tidak sesuai dengan keinginan saya. semenjak saat itu saya pun bertekad untuk tidak menjadi pegawai kelurahan.
akhir-akhir ini saya berusaha selalu ikut aturan, berhenti saat lampu merah, tidak memasuki jalur yang hanya diperuntukkan bus TransJ, tidak memberi uang untuk anak-anak pengemis, berusaha hidup tertiblah, bahkan saya siap ikut sidang tilang daripada harus membayar ke oknum.
kemarin saya pun begitu, saat mengurus sebuah dokumen mengenai identitas diri. saya urus sendiri, saya tidak mau bayar siapa-siapa supaya urusan saya cepat kelar. ada beberapa alasan; pertama, saya berusaha tertib. kedua, saya tidak sanggup bayar para-para oknum itu, mahal. sungguh.
menurut juklak yang dikeluarkan oleh Dephukam RI, dokumen saya setidaknya bisa selesai dalam 6 hari kerja, maksimal 10 hari kerja. okeh, saya tidak terburu-buru, jadi saya turuti saja. saya maklum soal lamanya waktu pengurusan dokumen itu, soalnya bukan saya saja yang mengurus, ada sekitar ratusan yang juga mengurus dokumen seperti saya.
tetapi, saya jengkel dengan si oknum-oknum yang ada di belakang meja itu. mereka bekerja sama dengan calo dan memuluskan langkah si orang-orang yang mempunyai uang lebih. saya perlu menunggu setidaknya seminggu dari penyerahan berkas untuk pemotretan dan penandatanganan, empat hari kerja kemudian baru si dokumen hijau bisa saya genggam. namun, mereka yang berlebih bisa mendapatkan si dokumen dalam sehari kerja. iya sehari kerja. lebih parahnya mereka tidak perlu datang terlalu pagi untuk mengantri. darn!
ini parah. soalnya para oknum di instansi tersebut bekerja sama dengan calo secara terang-terangan. God. kalau emang mau terang-terangan mengapa tidak sekalian dibuat saja jalur express. ini lebih adil. mereka yang punya uang berlebih bisa mengaturnya secara singkat dengan peralatan mereka sendiri dan tidak menyela mereka yang sudah mengantri berjam-jam. iyah, saya tidak akan menggerutu seperti ini kalau memang jalur tersebut benar-benar ada. serius.
akhir-akhir ini saya berusaha selalu ikut aturan, berhenti saat lampu merah, tidak memasuki jalur yang hanya diperuntukkan bus TransJ, tidak memberi uang untuk anak-anak pengemis, berusaha hidup tertiblah, bahkan saya siap ikut sidang tilang daripada harus membayar ke oknum.
kemarin saya pun begitu, saat mengurus sebuah dokumen mengenai identitas diri. saya urus sendiri, saya tidak mau bayar siapa-siapa supaya urusan saya cepat kelar. ada beberapa alasan; pertama, saya berusaha tertib. kedua, saya tidak sanggup bayar para-para oknum itu, mahal. sungguh.
menurut juklak yang dikeluarkan oleh Dephukam RI, dokumen saya setidaknya bisa selesai dalam 6 hari kerja, maksimal 10 hari kerja. okeh, saya tidak terburu-buru, jadi saya turuti saja. saya maklum soal lamanya waktu pengurusan dokumen itu, soalnya bukan saya saja yang mengurus, ada sekitar ratusan yang juga mengurus dokumen seperti saya.
tetapi, saya jengkel dengan si oknum-oknum yang ada di belakang meja itu. mereka bekerja sama dengan calo dan memuluskan langkah si orang-orang yang mempunyai uang lebih. saya perlu menunggu setidaknya seminggu dari penyerahan berkas untuk pemotretan dan penandatanganan, empat hari kerja kemudian baru si dokumen hijau bisa saya genggam. namun, mereka yang berlebih bisa mendapatkan si dokumen dalam sehari kerja. iya sehari kerja. lebih parahnya mereka tidak perlu datang terlalu pagi untuk mengantri. darn!
ini parah. soalnya para oknum di instansi tersebut bekerja sama dengan calo secara terang-terangan. God. kalau emang mau terang-terangan mengapa tidak sekalian dibuat saja jalur express. ini lebih adil. mereka yang punya uang berlebih bisa mengaturnya secara singkat dengan peralatan mereka sendiri dan tidak menyela mereka yang sudah mengantri berjam-jam. iyah, saya tidak akan menggerutu seperti ini kalau memang jalur tersebut benar-benar ada. serius.