Skip to main content

all about our mother #1

"nah, gitu dong sering-sering nginep," tutur si nyokap dari temen saya saat saya menginap di rumahnya.
"iya Tante," jawab saya sambil nyengir sekalian cium tangannya sebagai tanda kesopanan.

umm,,pernyataan/ permintaan si Tante membuat saya berpikir; dia benar-benar senang saya menginap atau sekadar basa-basi? ah,,saya anggap saja Tante emang bersuka cita karena saya datang malam itu. jangan anggap saya orang hebat yang setiap kedatangannya disambut oleh orang-orang, tetapi Tante lebih senang karena saya dan seorang teman saya yang juga menginap telah meramaikan rumahnya. FYI, rumah Tante memang selalu sepi, dari dulu zaman kelas 1 SMA saya datang, selalu saja sepi. penghuni rumahnya sibuk sana-sini, jarang di rumah. kalaupun mereka di rumah biasanya mendekam di kamar masing-masing, keluar kamar kalau mau masukin dan ngeluarin makan.

tetapi, setelah saya perhatikan lagi, nampaknya Tante tidak hanya senang karena kami sedikit memberikan keramaian malam itu, melainkan kami bisa menemani anak gadis semata wayangnya. anak gadis Tante, teman saya, memang lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar. mungkin Tante khawatir anaknya kesepian, setelah mengandaskan hubungan dekatnya dengan seorang pria. mungkin Tante berharap kami yang berkunjung malam itu bisa sedikit mengikis perasaan teman saya yang sudah bertitah (sepertinya) tidak akan menikah seumur hidupnya.

kalau memang Tante berkeinginan seperti itu, saya, terus terang saja, akan menyerah. itu bukan ranah saya. Tante lah, dan Oom, yang berwenang, hanya kalian berdua yang bisa memberikan nasihat untuk teman saya itu. karena sebenarnya, sumpah teman saya itu bukan hanya karena hubungannya dengan si pria berhenti di tengah jalan, bukan itu. dia bersumpah demikian, karena dia belajar dari pengalaman. dia melihat Tante dan Oom yang dia anggap tidak berhasil menciptakan konsep keluarga seperti yang dia inginkan.

Tante, andaikan saja Tante tidak berkata, "mama mempertahankan pernikahan ini karena ingat anak-anak." saya yakin teman saya itu, putri Tante, tidak akan berbuat sumpah semacam itu. tahukah Tante, menurut saya, teman saya itu takut melangkah lebih jauh karena kemungkinan gagalnya pernikahan dia nantinya. dia takut kalau nanti pernikahannya tidak berjalan mulus, namun ia tetap bertahan, seperti yang sudah Tante lakukan, dia akan menyakiti perasaan anak-anaknya. dia sudah punya pengalaman dalam dirinya, sakitnya melihat ketidakakuran orang tuanya. oleh karena itu, dia lebih memilih tidak memasuki jenjang pernikahan daripada menyakiti perasaan anak-anaknya kelak.


Comments

Popular posts from this blog

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m...

El Orfanato

Category: Movies Genre: Horror you can not forget your childhood. terlebih bila masa kanak-kanak itu dihabiskan teman-teman sebaya. meskipun tidak punya ayah ibu, tetap saja senang bermain dengan teman. itulah yang terjadi pada Laura (Belén Rueda) yang membeli panti asuhan tempat dulu dirinya tinggal sebelum diadopsi. bersama suaminya, Carlos (Fernando Cayo), dan anak adopsi mereka, Simon (Roger Princep), Laura menempati rumah barunya. Ia dan suaminya berniat mengasuh beberapa anak handicap di rumah tersebut (teman-teman panti asuhan Laura dulu handicap juga). namun, masalah muncul saat Simon memiliki teman khayalan. awalnya Laura dan Carlos tidak terusik, tetapi lama kelamaan kelakuan Simon membuat kedua orang tuanya gusar. hingga suatu hari Simon menghilang tanpa jejak. satu hal yang diingat Laura sebelum kehilangan anak semata wayangnya adalah Simon ingin bermain ke rumah Thomas, la casita de Thomas. yang menjadi masalah adalah apakah Thomas nyata atau tidak. semua usaha telah ...

Missed Rupert

OK. recently I am trying not to regret everything that happened in the past. but, for this one thing I want to share, I really really really regret it. well, some months past I kinda had a plan to go to Singapore to meet a friend and also watch the Singapore F1 Night Race (not trully watch it, I just want to be in the country where the race held so I can feel the hype). unfortunately my plan didnt go well, I didnt go to Singapore. I was ok. but, today, I read a blog which made me furious. why? this blog owner met my sexy man, Rupert Grint, in Singapore F1 race. OH MY GOD! Rupert Grint in Singapore, he was just two hours away by plane :(( I WISH I WAS THERE! I WISH I COULD TURN BACK TIME! here it is the lucky girl with Rupe so heres what happened @ Formula 1 Grand Prix Singapore :)) September 24, 2010. i spotted a dude with the same hair as rupert and i was telling my brother and my best friend; aaron “omg that dude has got the same hair as ron weasley! how i wish ron was here! i wou...