have u ever wanted to squeze ur heart so all the pain will go away?
i have
i have
"there is a monster in my head," tulis saya dalam sebuah pesan pendek untuk seorang teman yang saya harapkan bisa membantu mengusir si monster. saya tidak tahu seberapa besar si monster, tetapi yang saya tahu dia cukup rakus memakan pikiran positif dalam kepala hampir tidak ada yang tersisa, kecuali hal negatif.
"serumit apa," tanya teman.
"tidak tahu," saya jawab.
"sakit?" teman semakin penasaran.
"terkadang saya berharap ada kendaraan menyerempet saya di jalan. saya kira sakit fisik itu bisa meringankan sakit perasaan ini," cerocos saya.
i guess blood will heal
no. tidak. darah tidak menyembuhkan, cuma mengalihkan. malam itu cukup sejuk, sedikit meredam panasnya kepala dan hati. memudahkan saya untuk bercerita, saya tidak ingat apa saja yang tercurahkan malam itu. sepertinya terlalu banyak.
"saya tidak bisa bantu, terlalu rumit," kata teman saya malam itu.
tidak apa. toh, saya juga tidak terlalu berharap ada solusi tercipta malam itu juga. hanya satu yang saya inginkan, didengar. saya lelah mendengar omongan saya tentang diri saya sendiri. dan, saya terlampau muak berteriak pelan lewat tulisan.
life, family, work, and love are the major topics been spoken last nite.
sungguh egois saya malam tadi, just wanted to be heard. tapi, efektif loh. meskipun hanya beberapa jam mencurahkan perasaan, saya tidak takut lagi masuk ke dalam kamar yang sering mengucilkan saya dari dunia luar. once in almost six month i dont feel lonely in my room. i need more time and people to sit next to me. just sit.
thank you for the night pal.
"serumit apa," tanya teman.
"tidak tahu," saya jawab.
"sakit?" teman semakin penasaran.
"terkadang saya berharap ada kendaraan menyerempet saya di jalan. saya kira sakit fisik itu bisa meringankan sakit perasaan ini," cerocos saya.
i guess blood will heal
no. tidak. darah tidak menyembuhkan, cuma mengalihkan. malam itu cukup sejuk, sedikit meredam panasnya kepala dan hati. memudahkan saya untuk bercerita, saya tidak ingat apa saja yang tercurahkan malam itu. sepertinya terlalu banyak.
"saya tidak bisa bantu, terlalu rumit," kata teman saya malam itu.
tidak apa. toh, saya juga tidak terlalu berharap ada solusi tercipta malam itu juga. hanya satu yang saya inginkan, didengar. saya lelah mendengar omongan saya tentang diri saya sendiri. dan, saya terlampau muak berteriak pelan lewat tulisan.
life, family, work, and love are the major topics been spoken last nite.
sungguh egois saya malam tadi, just wanted to be heard. tapi, efektif loh. meskipun hanya beberapa jam mencurahkan perasaan, saya tidak takut lagi masuk ke dalam kamar yang sering mengucilkan saya dari dunia luar. once in almost six month i dont feel lonely in my room. i need more time and people to sit next to me. just sit.
thank you for the night pal.