menjalin hubungan pertemanan dengan siapa saja dan di mana saja memang menyenangka. saya akui itu. namun, akan kurang menyenangkan saat kita berada di posisi di antara dua kubu pertemanan.
saya pernah, mmm.. lebih tepatnya sedang mengalami hal itu. saya pernah memasuki sebuah komunitas. saya tak kenal seorang pun dari mereka yang tergabung dalam komunitas tersebut. hubungan pertemanan terjalan. pasti, kalian setuju kalau saya bilang dalam setiap hubungan yang tercipta pasti ada chemistry-nya. chemistry itu bisa saja membuat kita akur, bisa juga membuat satu di antara kita saling bersitegang.
kembali ke komunitas yang saya sebut di atas. saya berteman dengan siapa saja yang ada, kualitas dan gaya hubungan saya tidak sama untuk setiap individu. misal, dengan orang A saya bisa tertawa terbahak-bahak untuk urusan sepele, saya bahkan berani menoyor-noyor kepalanya. tetapi, dengan orang B saya bisa tertawa terbahak-bahak juga, namun tidak berani menoyor-noyor kepala. sampai di sini menangkap maksud saya, kan?
nah, masuk ke pokok masalah. di saat saya bisa berakrab-akrab dengan A dan B, ternyata mereka berdua tidak bisa mengakrabkan satu sama lain. entah mengapa. mungkin chemistry mereka memang untuk tidak akrab. keadaan ini menempatkan saya di tengah-tengah. mereka, sih, tidak memperebutkan saya. hanya saja kalau sedang berkumpul bersama saya bingung harus duduk di sebelah siapa. dan, kalau saya pilih duduk di antara mereka, kebingungan berikutnya muncul, kepala saya harus menghadap ke arah siapa.
sampai sekarang saya belum menemukan solusi bagaimana tidak tercipta ke-awkward-an dalam pertemuan antara saya, A, dan B. sampai sekarang, cara saya supaya tidak timbul kecanggungan, saya bertemu mereka di tempat terpisah dan di dua acara yang berbeda.
saya pernah, mmm.. lebih tepatnya sedang mengalami hal itu. saya pernah memasuki sebuah komunitas. saya tak kenal seorang pun dari mereka yang tergabung dalam komunitas tersebut. hubungan pertemanan terjalan. pasti, kalian setuju kalau saya bilang dalam setiap hubungan yang tercipta pasti ada chemistry-nya. chemistry itu bisa saja membuat kita akur, bisa juga membuat satu di antara kita saling bersitegang.
kembali ke komunitas yang saya sebut di atas. saya berteman dengan siapa saja yang ada, kualitas dan gaya hubungan saya tidak sama untuk setiap individu. misal, dengan orang A saya bisa tertawa terbahak-bahak untuk urusan sepele, saya bahkan berani menoyor-noyor kepalanya. tetapi, dengan orang B saya bisa tertawa terbahak-bahak juga, namun tidak berani menoyor-noyor kepala. sampai di sini menangkap maksud saya, kan?
nah, masuk ke pokok masalah. di saat saya bisa berakrab-akrab dengan A dan B, ternyata mereka berdua tidak bisa mengakrabkan satu sama lain. entah mengapa. mungkin chemistry mereka memang untuk tidak akrab. keadaan ini menempatkan saya di tengah-tengah. mereka, sih, tidak memperebutkan saya. hanya saja kalau sedang berkumpul bersama saya bingung harus duduk di sebelah siapa. dan, kalau saya pilih duduk di antara mereka, kebingungan berikutnya muncul, kepala saya harus menghadap ke arah siapa.
sampai sekarang saya belum menemukan solusi bagaimana tidak tercipta ke-awkward-an dalam pertemuan antara saya, A, dan B. sampai sekarang, cara saya supaya tidak timbul kecanggungan, saya bertemu mereka di tempat terpisah dan di dua acara yang berbeda.