Skip to main content

Dear My Dearest Friends

Dear my dearest friends, Seperti yang kalian ketahui saya orang yang straight forward, maka dari itu saya mau langsung menumpahkan kekesalan saya. Sebelumnya saya mau tanya dulu, pernahkah saya melarang kalian menjalin hubungan percintaan kalian? Pernahkah saya melarang kalian kencan dengan siapapun? Untuk kedua pertanyaan di atas jawabannya adalah tidak pernah sekalipun (seingat saya). Masalahnya sekarang adalah mengapa kalian jadi tidak punya waktu untuk saya sekadar berjalan-jalan? Pernah saya kecewa saat kalian tidak lagi menonton film saga kegemaran kita karena kalian lebih memilih menontonnya bersama pasangan kalian. Saya sedih waktu itu, karena menonton kehandalan penyihir itu adalah "our thing". Pernah saya ajak kalian untuk bermalam minggu bersama menginap di salah satu rumah di antara kita. Ingat apa yang kalian bilang? "wah, tidak bisa. Nanti si pacar bisa marah kalau saya tidak malam mingguan bersamanya". Hei..saya cuma satu malam minggu, masih ada lima puluh satu malam minggu tersisa. Belum lama ini saya kirimkan pesan singkat ke ponsel kalian, "kita main-main yuk!yes?". Kalian malah menjawab, "gak bisa, saya mau pergi sama si pacar". Hellow...apakah kalian menghabiskan seluruh waktu yang dipunya bersama pacar? Sedih. Saya minta waktu cuma beberapa jam, kok, tidak lebih. Apakah dengan kalian telah berpasangan berarti meninggalkan saya di belakang sendirian? Kita teman, kan? Apakah dengan kalian berpasangan serta merta memutuskan peran kalian sebagai teman saya? Kita masih berteman, kan? Dear my dearest friends, Saya berkali-kali berusaha memaklumi, tetapi bisakah pacar kalian maklum terhadap hubungan pertemanan kita? Atau mungkin kalian juga yang harus bisa membagi peran antara sebagai seorang teman ataupun pacar. Ps: I knew u first than your partner. Regards, Efi

Popular posts from this blog

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m...
"Dear boys, be the guy you would want your daughter to be with." .: unknown :. Me: the question is what if the boy doesn't want any kid? Her: let's the universe conspire to help us stay away from that kind of boy

Kekasih Hati

malam itu lah malamku ketika aku bertemu denganmu dalam hati ku tersedu tanganku tergenggam menahan haru mataku tak lepas darimu walaupun ku sendiri ragu bunga menebar sejuk wewangian malam itu ku tak mampu menahan rasa yang tak menentu lalu muncullah rasa di dalam benakku ku tak pantas memandangi wajahmu rindu itu belum hilang walau pertemuan itu terkenang dalam hatiku berdoa jangan sampai aku pernah terlupa padamu penjaga hidupku tak pernah meninggalkan aku Sewaktu membaca lirik dan mendengarkan lagu “Bunga di Malam Itu”, gw ngerasa “ God , ni lagu pas banget sama apa yang gw rasain”. Berkali-kali lagu ini terus gw puter. Berhari-hari lagu ini gak keluar dari playlist lagu gw. Sumpah! lagu ini bisa jadi gambaran apa yang sedang gw rasakan saat-saat ini. Kalo boleh berlebihan, lagu ini bisa jadi original soundtrack hidup gw (lebaiiiiiiii.....). Nah, karena tidak puas dengan membaca lirik tersebut akhirnya gw mencari tahu te...