­
Skip to main content

maaf permisif

perasaan nyaman ini datang lagi. dulu ia pernah datang, tapi karena harus dihilangkan saya paksa dia untuk pergi. entah karena siklus tahunan atau memang sudah tidak ada lagi kenyamanan di tempat ini.

salah satu penyebab saya mulai jengah adalah saya seperti berdiri di satu tempat hanya kepala sayang yang melongok kiri kanan. kaki saya? yah di situ saja, kokoh berdiri. pernah ingin angkat kaki, tapi saya taruh lagi ia ke bumi. tidak jadi pergi. ah,,memang mungkin sayanya saja tipe bosanan, tidak tahan di satu tempat dalam kurun waktu yang lama. tapi, bisa juga ada pengaruh dari luar.

tempat ini terlalu permisif. mau apa-apa boleh. tempat ini terlalu nyaman, sampai-sampai saya takut dengan kenyamanan yang dipancarkan tempat ini.

hmmm,,,apa lagi ya?

oh,,iya! pernah suatu saat teman bilang, "saya tidak terlalu peduli dengan struktural formal, sebab terkadang itu tidak berjalan dengan semestinya." hmm,,, saya pikir ada benarnya juga. di tempat sekecil ini, semua orang bisa mencair. tapi saya "gerah". buat apa ada struktur kalau hanya formalitas? ini yang bikin saya geregetan.

seingat saya, dulu saya sempat diajak bermimpi di tempat ini. ada jaminan kalau saya bisa mengerjakan sesuatu yang berbeda tiap saatnya. saya pun pernah diajak untuk berpartisipasi untuk mendapatkan barang baru. tapi sayang, jarang sekali. bahkan saya pun tidak tahu apa yang baru sekarang ini.

*keluh*


Popular posts from this blog

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m...

El Orfanato

Category: Movies Genre: Horror you can not forget your childhood. terlebih bila masa kanak-kanak itu dihabiskan teman-teman sebaya. meskipun tidak punya ayah ibu, tetap saja senang bermain dengan teman. itulah yang terjadi pada Laura (Belén Rueda) yang membeli panti asuhan tempat dulu dirinya tinggal sebelum diadopsi. bersama suaminya, Carlos (Fernando Cayo), dan anak adopsi mereka, Simon (Roger Princep), Laura menempati rumah barunya. Ia dan suaminya berniat mengasuh beberapa anak handicap di rumah tersebut (teman-teman panti asuhan Laura dulu handicap juga). namun, masalah muncul saat Simon memiliki teman khayalan. awalnya Laura dan Carlos tidak terusik, tetapi lama kelamaan kelakuan Simon membuat kedua orang tuanya gusar. hingga suatu hari Simon menghilang tanpa jejak. satu hal yang diingat Laura sebelum kehilangan anak semata wayangnya adalah Simon ingin bermain ke rumah Thomas, la casita de Thomas. yang menjadi masalah adalah apakah Thomas nyata atau tidak. semua usaha telah ...

lethologica

Lethologica: is psychological disorder that inhibits an individual’s ability to articulate his or her thoughts temporarily forgetting key words, phrases or names in conversation. Sekali saya tuliskan pembuka yang sama seperti di atas beberapa tahun lalu. Masa itu, saya menuliskannya sebagai pembuka ulasan album baru band kesukaan saya, Letto. Kali ini, tidak ada sama sekali hubungan dengan pemusik asal Yogyakarta itu.  Bukan sekali, dua kali, tetapi berkali-kali saya tidak bisa bertutur. Aneh. Sementara kepala saya sudah sangat berisik dengan ungkapan, ide, umpatan, serta sanjungan. Namun, tak satupun yang terungkap. Semuanya tersimpan di tempurung kepala. Tidak pernah keluar. Saya tahu apa semua pikiran serta alasan yang ada hilir-mudik di kepala. Teman-teman menyuruh saya untuk merangkai kata, kalimat, paragraf, hingga menjadi tulisan utuh sebagai pelampiasan pikiran. Tidak mudah. Belum ada satupun tulisan, alinea, kalimat, dan kata yang tercipta. Bicarakan! kata...