“No final kiss to seal anything...”
Setiap saya mendengar sebait lirik lagu
yang dinyanyikan si Ratu Galau Dunia Adele di atas, rasanya ingin garuk-garuk
tembok. Kenapa? Karena sepertinya lirik itu sengaja mengingatkan diri ini akan
kebodohan yang SEHARUSNYA tidak pernah terjadi.
Masih ingat saat saya dan Pipit
merencanakan perjalanan ini, kami punya tujuan masing-masing. Bagi Pipit
perjalanan kali ini merupakan komitmen dari niat yang pernah terucap sekaligus
ajang pelepasan kegundahan hati akibat masalah hati yang kurang baik. Kalau saya
sendiri apa ya? Hanya ingin pergi saja sepertinya. Tetapi, saya pernah berujar
ke Pipit “pokoknya perjalanan kali ini harus punya kenalan baru dan saya harus
punya vacation fling! Harus!”
Niat itu memang pembuka segalanya. Momen
mendapatkan fling pun hampir terjadi di Siem Reap, Kamboja.
Setelah keliling-keliling kompleks
Angkor Wat bersama Pipit dan Maarten yang saya inginkan adalah mandi air dingin
yang paripurna. 15 menit saya habiskan dibawah pancuran air dingin. Heaven!
Berhubung sudah janji dengan Maarten untuk makan siang bareng, seusai mandi
saya pun turun ke restoran hostel.
Maarten sudah anteng di meja makan
sambil menatap netbooknya. Saya duduk di depannya dan mulai menyantap makan
siang. Tiba-tiba Maarten bilang “yeah,, we went this morning.” Saya
yakin dia tidak berbicara kepada saya, matanya memandang sesuatu di balik
pundak saya. Saya ikuti alur tatapannya yang ternyata tertuju pada seorang pria
tinggi berpenampilan nerd. Tak ada yang istimewa. Saya lanjutkan makan.
Kenyang makan, saya ikuti Maarten
menikmati hasil jepretannya sepanjang tur setengah hari kami sebelumnya.
Tetapi, mata saya sudah tidak bisa diajak kompromi. Otak saya saat itu sudah
tidak bekerja dengan baik, Maarten bertanya sesuatu saya jawab hal lain.
Daripada aneh-aneh, saya pamit tidur dan juga mengingatkan Maarten untuk
mengirimkan sejumlah foto ke e-mail saya.
Kamboja itu sangat panas
saudara-saudara. Kipas angin yang berputar di kamar tidak banyak membantu
menyejukan kamar. Terbangun karena kegerahan, saya pun langsung meluncur
kembali ke resto. Maarten masih duduk di tempat kami makan siang di depannya
duduk si pria nerd yang disapanya tadi siang. Saya duduk di samping Maarten
yang lagi-lagi menyantap mie goreng untuk makan malamnya.
Si pria nerd yang ternyata lebih suka
dipanggil Jes dibanding nama aslinya Jeremy ini memulai perbincangan mengenai
Angkor Wat. Dan pembicaraan pun mulai menjalar kemana-mana, bagaimana Jakarta,
apa yang harus dikunjungi di Indonesia, dan makanan apa yang patut disantap
selama berkunjung ke Indonesia.
Pembicaraan sempat terganggu saat salah
seorang karyawan hostel mengajak Jes ke club malam itu. Dia tolak dengan halus
ajakan tersebut. Tidak berhasil mengajak Jes pergi, si karyawan ngeloyor pergi.
Jes: He said he cant get any girl because he doesnt
have money. No money no honey. But, I guess it is because of his
attitude.
Maarten: hehehe...if you come with him, he will introduce you as ‘my
rich friend from Europe’
Me: yeah,,, he will use you to get the
attentions.hahahaha...
Maarten tidak bertahan lama di resto.
Makan malam saya belum datang, dia memutuskan untuk istirahat duluan.
Tinggallah saya dan Jes berdua. Sampai saat ini, belum rasakan sparks apapun.
Jes loves to talk, which was good. Our
conversation was nice also. Jes juga mau mendengarkan keluh kesah
mengenai pekerjaan saya. Ada beberapa saran yang dia berikan untuk mengatasi
masalah pekerjaan, mulai dari saran pindah kompartemen, menulis sesuatu yang
sungguh-sungguh menarik perhatian saya, atau kalau perlu pindah kerja sekalian.
Me: well,,, I don’t know what I want Jes.
Jes: I am
older, and don’t know what I want either Efi.
There it was. When he said those words
was the moment I had butterfly flying in my stomach.
Tiba-tiba saja, senyum Jes terlihat sangat manis, mata hitam yang bersembunyi
dibalik kacamata perseginya tampak begitu indah. Saya pun terkesiap menyadari
aksen british kental dipadu suara berat pria asal London ini
sangat seksi. Yes,,ladies..totally sexy!
Sejak momen itu, saya tidak hapal apa
saja pembicaraan yang terjadi. Jes sempat menyarankan sejumlah film menarik
untuk ditonton bahkan ia merekomendasikan buku yang dianggapnya bisa membantu
saya melihat sisi lain business reporting (isnt he sweet?).
Tetapi deretan kata yang keluar dari mulutnya itu kabur karena saya sibuk
memperhatikan betapa tipis bibirnya.
There was one moment when we laughed
over something, we had eye contact. It strucked me! Bit my lips, and I could
feel sweats faliing on my back. That scene is recorded in my head. I surely
will keep it as sweet memory from Siem Reap.
Sambil meneguk long island ice tea saya
mengagumi kulit Jes yang bersih. Udara Siem Reap malam itu bertambah gerah
karena entah mengapa kerja jantung saya semakin keras. Demi mengontrol emosi,
saya habiskan minuman. Jes pun menawarkan saya minuman lain. There!
That was a sign he wanted to talk more with me. Tetapi, karena saking
bodohnya saya malah bilang “it is fine. I am good!”. Lah!!! Hanya
orang bego sedunia yang menolak tawaran minum dari cowok keren yang saya yakin
masih berhubungan darah dengan Jude Law karena sama-sama “yumm!”.
Benar saja saudara-saudara, Jes kembali
ke tempat duduk dengan SATU kaleng Angkor Beer. Oh,,,Tuhan, mengapa respon saya
sangat tidak menguntungkan. Jujur, malam itu saya berasa punya alter ego.
Setelah si mulut merespon ucapan Jes, ada sosok tak terlihat yang teriak-teriak
di samping saya sambil bilang “Doh,,,seharusnya bukan begitu, Fi, jawabnya!”.
It seemed like my brain and heart didnt get along that night.
We talked for hours.
Jes cerita kalau dia sempat belajar salsa karena di London sana tarian asal
Spanyol itu cukup populer. Saya bilang kalau saya tidak bisa dansa, motorik
saya sangat aneh tidak bisa dikontrol. Seharusnya nih, kalau emang mau flirting
saya minta dia untuk show me some move and take the lead. Tetapi, yah, seperti
bisa ditebak saya tidak merespon apa-apa atas pengakuan bahwa dirinya bisa
dansa.
He finished his third beer. Jes
mengaku masih sober. Beruntung saya tidak ikut-ikutan minum, Angkor
Beer katanya cukup berat saya tidak yakin tubuh saya bisa terima minuman itu.
Saya yakin setelah satu kaleng pertama habis, saya akan bertindak out of
control dan akan semakin kepanasan karena efek bir.
Alter ego saya kembali teriak, “Ampun
deh minum satu juga enggak masalah. It will help you relax!”.
Saya jadi bingung. Jes mengaku dia baru
akan bener-bener mabuk kalau sudah minum 10 kaleng, berarti masih aman karena
dia baru habis 3. Nah, kan, yang jadi masalah kalau saya mabuk di kaleng
pertama. Nanti kalau diapa-apain gimana? Mau sih diapa-apain tapinya pas sober enggak tipsy.
Nah, gara-gara enggak ngerti mau ngapain, saya pamit tidur dengan alasan mesti
check out jam 2 pagi jadi harus siap-siap.
“Sekarang, kan, baru jam 10 malem!
Ngapain buru-buru, begadang juga enggak masalah kayaknya, toh, besoknya bakal
tidur seharian di bis!,” si alter ego kembali marah-marah.
Suddenly I became clumsy. Droped
everything I hold, mumbled words I didnt even understand. He noticed and said,
“nice talking to you Efi,”. That was it! No kiss on the cheeks like Maarten and
I had before or even a handshake. Nothing happened. My vacation fling story end
that way. We didnt exchange our e-mail addres, so no way I can contact him.
Sejumlah respon dari teman yang
telah mendengar cerita kebodohan saya malam itu.
Pipit: It is weird, you always give
people your e-mail addres. Ask Maarten for Jes’ contact, he might has it!
Gusti: Kalau gw di posisi lo, Fi, gw
enggak tahu deh bentuk bibir gw besokan paginya bakal seperti apa.
Kordes: ahh,,getek ah ngebayangin
laki-laki, mah. Ganti topik deh!
Maarten: I dont have his e-mail. You can
fly back to Cambodia, he might be somewhere in the coast. Anything to find a
nice and handsome brits like him!
Cezka: You didnt exchange contact? Shame
on you!
Putri: Yah,,kalo urusan seperti ini,
mah, memang butuh jam terbang, Fi. Hehehehe
full name-nya jes udah d googling fii? semua yg dia ceritain soal dirinya coba ditanya ke mbah google mungkin bakal ketemu fbnya. efiii, gemes baca ceritanya. so sweet sekali :")let's hope then the universe will find him with unexpected ways.. :)
ReplyDeletecih..kagak usah sok serendipity deh, Ta, I'll find another Jes! hahahaha
ReplyDelete