Beberapa waktu lalu, sempat lari sejenak dari Jakarta ke Jogjakarta. Sekitar tujuh hari saya menghabiskan waktu di kota yang sempat menjadi pusat pemerintahan sementara negara Indonesia tercinta. Kali ini, saya belum mau menceritakan lokasi wisata yang saya kunjungi. ada hal lain yang ingin saya ceritakan, tetapi tenang soal perjalanan pasti akan saya tuliskan juga di publikasi berikutnya.
Seperti lazimnya calon turis, saya sangat senang menghadapi hari esok. Sudah terbayang panasnya Jogjakarta dan santainya kehidupan di kota itu. Tetapi, sayangnya, partner jalan saya justru nyeri leher dan pundak sehari sebelum keberangkatan. Otomatis dia tidak bisa angkat ransel. Nyeri, begitu ia beralasan.
Sesampainya di Jogja pertanyaan kedua kami setelah "penginapan murah di mana?" adalah "tempat pijat yang enak dimana?". Partner saya ingin segera meluruskan lehernya dan menikmati liburan kami. setelah keliling-keliling akhirnya kami menemukan pijat tradisional. tampak meyakinkan dari penampakan tempat pijatnya.
Si partner merasa enakan setelah mendapatkan treatmen. Tetapi, keesokannya dia masih nyeri dan minta dicarikan klinik fisioterapi. Si 'om serba tahu' bilang ada klinik di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Nama kliniknya Labotarium Klinik Terapi Fisik UNY.
Klinik itu ternyata sebelumnya berada di bawah asuhan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY. Saya langsung sreg sama klinik ini karena mereka biasa menangani cidera otot para atlet. "Terpelajar, nih," pikir saya.
Naik TransJogja, kami meluncur ke Jalan Colombo tempat klinik tersebut berada. Sudah ada beberapa orang mengantri di klinik tersebut. Setelah menunggu beberapa menit, partner pun mendapatkan terapi. Si terapis mendengarkan keluhan dan memegang pundak partner. Ajaib! dengan satu sentuhan dia mengetahui masalah yang partner saya miliki.
Terapis bernama Ardi tersebut bilang, posisi tulang di pundak bergeser karena sering tidur miring. Selain itu, otot pun sedikit kaku, hal itu dimungkinkan karena partner sering tidur di tempat dingin dan juga kurang minum, akibatnya kontraksi otot terjadi.
Pijatan dilakukan di tangan, pundak, dan juga leher. Tulang sambungan di pundak pun diputar-putar. Supaya kembali ke tempatnya, itu kata terapis. Terapi pamungkas adalah saat kepala ditarik ke atas dan kemudian ditengokan ke kanan dan kiri.
"Sudah. Semua tulang sudah direposisi. Tidak boleh banyak gerak yah selama tiga hari. Angkat tangannya maksimal 45 derajat," saran terapis.
Partner merasa senang dengan terapi yang diberikan dan berniat kembali lagi, tetapi terapis bilang "kalau sudah tidak sakit kenapa balik lagi?"
Wah,,,saya suka ini. Selama ini, di plastik obat selalu tertulis "semoga cepat sembuh". Saya selalu mengartikan mereka masih mengingkan kita kembali sakit. Berbeda sekali dengan terapis yang bilang "jangan sakit lagi, ya!"
Setelahnya, Partner saya memang tidak mengernyit lagi. Sudah enakan, begitu dia bilang. Memang terlihat sih bedanya, kepalanya sudah kembali tegak tidak seperti sebelumnya yang selalu miring karena otot lehernya ketarik.
Karena merasa sudah baikan, kami melanjutkan perjalanan ke belahan lain Jogjakarta. Lupa semua permintaan terapis untuk istirahatkan tangan selama tiga hari. Akibatnya, di hari terakhir kami di Jogjakarta, kami sempatkan kembali ke klinik tersebut. Ditangani terapis yang sama, dia langsung berkomentar "posisinya berubah lagi, nih," ketahuan deh kalau kami bandel.
Sungguh pertolongan pertama pada keseleo (P3K) dari klinik ini memang ciamik. Terapi hanya dilakukan maksimal 30 menit, tetapi langsung terasa perbedaannya. Sekembalinya ke Jakarta, Partner merasakan punggungnya kembali nyeri, berbekal informasi dari sejumlah rekan pergilah kami ke sejumlah klinik fisioterapi dan juga tukang urut. Sayangnya tidak ada yang bisa menandingi kehandalan terapi yang diberikan terapis di Jogjakarta sana. salah satu yang membedakannya adalah, di UNY mereka mau mendengar dan manual, tidak begitu saja memercayakan mesin mengobati manusia.
"Sepertinya bakal balik ke Jogja selama seminggu dan terapi di sana deh," ujar Partner meratapi sulitnya mencari perawatan yang serupa di Jakarta.
Katanya, berbagi informasi baik walau kecil akan berguna. Nah, siapa tahu sedang berada di Jogjakarta dan butuh P3K, tidak ada salahnya untuk dateng ke Laboratorium Klinik Terapi Fisik FIK Universitas Negeri Yogyakarta. Alamatnya di Jl. Colombo Barat Gedung Olahraga UNY. Kalau mau tanya-tanya bisa telpon dulu ke 0274-6663956.
Selamat mencoba dan semoga tidak ketagihan.
Hari minggu buka? Tarifnya berapaan ya?
ReplyDeletesepertinya tidak buka Mbak Ester. Tapi coba telpon saja dulu mbak. kisarannya sih 60-70 ribu per bagian tubuh.
ReplyDeleteNomor telponnya berapakah? saya coba telpon ke nomor 0274 6663956 tidak nyambung-nyambung
ReplyDelete