­
Skip to main content

endonesia

akhir-akhir ini saya sering berkomunikasi lewat telepon saat menghubungi narasumber. awalnya ingin wawancara via telepon (karena beliau tinggal di tempat yang sangat jauh, jadi kalau lewat telepon lebih murah dan hemat), tetapi kalau si beliau sedang sibuk saya pun meminta izin untuk mengirimkan pertanyaan lewat e-mail. kalau si beliau setuju pasti akan diberikan, biasanya beliau mengirimkan alamat e-mailnya kepada saya. bisa juga dia sebutkan langsung lewat jaringan telepon itu. kalau sudah begini saya yang agak ribet, soalnya alamat e-mail itu kan sensitif sekali dengan karakter, kalau saya salah tulis nanti e-mailnya tidak akan sampai.

contoh kasus (pengandaian saja), saya hendak mewawancarai narasumber yang berasal bersuku Sunda yang berbahasa ibu Sunda. akan rumit kalau dia menyebutkan "p" dan saya menuliskannya "p" juga. paham? jadi, begini, kita pahamlah terkadang orang Sunda itu sulit dimengerti kalau sudah ngomong "p", "f", dan "v". paham, kan? (tidak bermaksud mendeskreditkan, hanya pengandaian)

nah, untung saja ada yang menemukan cara mengerti huruf yang diucapkan oleh lawan bicara yang berada nun jauh di sana. teknik ini biasanya digunakan oleh kalangan militer saat mengirimkan pesan yang sangat penting dan tidak boleh ada kesalahan satu huruf pun. maka dari itu, sekarang-sekarang saya selalu berkode-kode. misalnya kalau mau bilang "a" saya sebut "alpha" kalau mau "c" saya ucapkan "charlie", dan saya sebut "romeo" untuk merujuk "r".

istilah untuk penyebutan ini dikenal luas dengan nama Nato Phonetic Alphabet (NPA). saya lihat-lihat dan berharap cepat hapal. saat menghapal saya terpekur pada satu huruf. "i". menurut NPA kata yang bisa menjelaskan huruf "i" adalah "India". loh, kok, India? mengapa? "Indonesia" juga bisa untuk "i", kan? berpikir. oh..saya paham. sebenarnya kesalahan ada di kita juga, sih, orang Indonesia yang sering mengucap nama negara ini "endonesia". hmmm...

.: ngantuk di kamar :.

kalo mau paham soal NPA nih saya kasih tabelnya.

Letterphonetic letter
AAlpha
BBravo
CCharlie
DDelta
EEcho
FFoxtrot
GGolf
HHotel
IIndia
JJuliet
KKilo
LLima
MMike
NNovember
OOscar
PPapa
QQuebec
RRomeo
SSierra
TTango
UUniform
VVictor
WWhiskey
XX-ray
YYankee
ZZulu



Popular posts from this blog

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m...

El Orfanato

Category: Movies Genre: Horror you can not forget your childhood. terlebih bila masa kanak-kanak itu dihabiskan teman-teman sebaya. meskipun tidak punya ayah ibu, tetap saja senang bermain dengan teman. itulah yang terjadi pada Laura (Belén Rueda) yang membeli panti asuhan tempat dulu dirinya tinggal sebelum diadopsi. bersama suaminya, Carlos (Fernando Cayo), dan anak adopsi mereka, Simon (Roger Princep), Laura menempati rumah barunya. Ia dan suaminya berniat mengasuh beberapa anak handicap di rumah tersebut (teman-teman panti asuhan Laura dulu handicap juga). namun, masalah muncul saat Simon memiliki teman khayalan. awalnya Laura dan Carlos tidak terusik, tetapi lama kelamaan kelakuan Simon membuat kedua orang tuanya gusar. hingga suatu hari Simon menghilang tanpa jejak. satu hal yang diingat Laura sebelum kehilangan anak semata wayangnya adalah Simon ingin bermain ke rumah Thomas, la casita de Thomas. yang menjadi masalah adalah apakah Thomas nyata atau tidak. semua usaha telah ...

lethologica

Lethologica: is psychological disorder that inhibits an individual’s ability to articulate his or her thoughts temporarily forgetting key words, phrases or names in conversation. Sekali saya tuliskan pembuka yang sama seperti di atas beberapa tahun lalu. Masa itu, saya menuliskannya sebagai pembuka ulasan album baru band kesukaan saya, Letto. Kali ini, tidak ada sama sekali hubungan dengan pemusik asal Yogyakarta itu.  Bukan sekali, dua kali, tetapi berkali-kali saya tidak bisa bertutur. Aneh. Sementara kepala saya sudah sangat berisik dengan ungkapan, ide, umpatan, serta sanjungan. Namun, tak satupun yang terungkap. Semuanya tersimpan di tempurung kepala. Tidak pernah keluar. Saya tahu apa semua pikiran serta alasan yang ada hilir-mudik di kepala. Teman-teman menyuruh saya untuk merangkai kata, kalimat, paragraf, hingga menjadi tulisan utuh sebagai pelampiasan pikiran. Tidak mudah. Belum ada satupun tulisan, alinea, kalimat, dan kata yang tercipta. Bicarakan! kata...