Skip to main content

Peace

Saya tidak pernah habis pikir, kok, ada orang yang hobinya 'meneror' orang lain. Seakan-akan 'teror'-nya itu bisa membuat dirinya terlihat gagah dan berkuasa. What is the poin?

Baru saja kemarin saya merasa diteror oleh seratusan pendukung Persija, tim sepak bola dari Jakarta, The Jak. Saya ketakutakan bukan karena saya pendukung Persib, tetapi lebih pada saya takut menabrak para remaja tanggung yang seenak jidat nyebrang jalan. Emosi saya dibuatnya, jalan Jakarta di waktu pulang kerja sudah macet tanpa kehadiran mereka, eh, sekarang ditambah kendaraan yang memboncengi mereka diparkir di pinggir jalan. Tambah macet.

Ulah tengil para anak belasan tahun itu pun membuat saya selalu 'nyebut'. Apa yang ada di kepala mereka saat menari-nari di atas Metromini? Sejak kapan batok kepala mereka terbuat dari beton, sampe-sampe mereka berani mengendarai motor secara ugal-ugalan tanpa memakai helm? Oh,,sungguh saya muak!

Untungnya pertandingan tadi berjalan aman (sepertinya, saya gak nonton) jadinya para suporter masih 'anteng'. Tidak usahlah saya gambarkan bagaimana jadinya kalau Persija kalah. Pasti kalian sudah tau apa yang akan terjadi, iya kan? Masa tidak tahu sih? Pastinya di jalanan akan banyak batu berserakan akibat dilempar-lempar suporter. Desingan ban pinggang berkepala besar santer terdengar. Bahkan, kalau tak salah dulu pernah ada yang ditangkap karena membawa cakram digital yang materinya porno. heh, aneh!

Kegiatan mendukung tim olah raga kesayangan merupakan hal yang sangat baik, menurut saya. Tergila-gila pada tim olah raga hal yang wajar, saya juga seperti itu. Tapi, yang tidak wajar itu, ya, kalau menonton olah raga tapi kita serasa berolah raga beneran. Iya itu contohnya sepak bola, pertama kita nonton pertandingannya, kemudian tim kita kalah, kita yang semula jadi penonton eh berubah menjadi "pemain tinju". Kacau. Hello, apa kabar fair play (yang menurut saya juga harus dianut para suporter)?

Semakin banyak suporter yang datang ke sebuah pertandingan merupakan pertanda bagus. Yah, kalau saya sih punya harapan dengan banyaknya suporter yang menontong langsung di lapangan makin banyak pertandingan olah raga yang bisa hidup dari tiket yang diborong suporter. Kan, kalau sudah begitu makin banyak pertandingan olah raga yang digelar. Makin senang lah kita para penikmat olah raga ini, ya, kan? Tetapi, kalau kondisinya macam sekarang ini, suporter-nya berandalan, ah saya mah jadi malas. Tidak mau ah sehabis refreshing menonton pertandingan olah raga di lapangan, setelahnya saya harus tegang di jalan karena ada suporter yang mengamuk di jalan karena tim kesayangannya kalah.

Popular posts from this blog

Di Puncak Tangga

Tik..tok..tik..tok... Enggak berasa nih kawan, dah hampir kelar semester tujuh. Semester delapan tinggal beberapa waktu lagi masuk ke dalam kehidupan kita. Dapat dipastikan dengan masuknya semester delapan kita makin sibuk dengan urusan masing-masing. Yang kecil pasti sibuk dengan urusan job tre-nya. Yang cowok pun sepertinya demikian. Yang jilbab gw kurang ngerti neh dia sibuk job tre, kuliah, atau keduanya. Sedangkan jilbab yang lain pasti sibuk dengan organisasinya dan dibantu oleh si pasangan hidupnya. Teman sejawatnya. Sedangkan yang gingsul, rambut panjang, rambut pendek kaca mata, dan gw pasti sibuk dengan kuliah dan job tre. Kalau gw sih ada tambahannya, yaitu bersenang-senang. Hehehe...aku akan menikmati semester besok yang tidak banyak kuliah. Yihaa....setidaknya dengan sedikit kuliah gw bisa mengerjakan sesuatu yang gw dah dari dulu pengen dilakuin. Asik..asik... Tetapi yang jadi masalah gw mesti bersenang-senang sama siapa. Toh, lo semua aja mungkin sibuk dan entah ada di m...

El Orfanato

Category: Movies Genre: Horror you can not forget your childhood. terlebih bila masa kanak-kanak itu dihabiskan teman-teman sebaya. meskipun tidak punya ayah ibu, tetap saja senang bermain dengan teman. itulah yang terjadi pada Laura (Belén Rueda) yang membeli panti asuhan tempat dulu dirinya tinggal sebelum diadopsi. bersama suaminya, Carlos (Fernando Cayo), dan anak adopsi mereka, Simon (Roger Princep), Laura menempati rumah barunya. Ia dan suaminya berniat mengasuh beberapa anak handicap di rumah tersebut (teman-teman panti asuhan Laura dulu handicap juga). namun, masalah muncul saat Simon memiliki teman khayalan. awalnya Laura dan Carlos tidak terusik, tetapi lama kelamaan kelakuan Simon membuat kedua orang tuanya gusar. hingga suatu hari Simon menghilang tanpa jejak. satu hal yang diingat Laura sebelum kehilangan anak semata wayangnya adalah Simon ingin bermain ke rumah Thomas, la casita de Thomas. yang menjadi masalah adalah apakah Thomas nyata atau tidak. semua usaha telah ...

Missed Rupert

OK. recently I am trying not to regret everything that happened in the past. but, for this one thing I want to share, I really really really regret it. well, some months past I kinda had a plan to go to Singapore to meet a friend and also watch the Singapore F1 Night Race (not trully watch it, I just want to be in the country where the race held so I can feel the hype). unfortunately my plan didnt go well, I didnt go to Singapore. I was ok. but, today, I read a blog which made me furious. why? this blog owner met my sexy man, Rupert Grint, in Singapore F1 race. OH MY GOD! Rupert Grint in Singapore, he was just two hours away by plane :(( I WISH I WAS THERE! I WISH I COULD TURN BACK TIME! here it is the lucky girl with Rupe so heres what happened @ Formula 1 Grand Prix Singapore :)) September 24, 2010. i spotted a dude with the same hair as rupert and i was telling my brother and my best friend; aaron “omg that dude has got the same hair as ron weasley! how i wish ron was here! i wou...